Rabu, 27 Juni 2018
AL FALAQ
“Ayo kita dekati mbah Qodim, sepertinya wiridannya sudah selesai” ajak pak RW kepada warga seusai sholat isya berjamaah.
Seperti biasa dalam Mushola Al Latif akhirnya mereka berkumpul membentuk holaqoh, setelah beberapa kalimat menjadi muqoddimah, pak RW mulai berkata “Mbah, kami sebenarnya ingin menggali tentang surat An Nas … tetapi kami masih ingin berusaha memecahkan rahasia kenapa Allah SWT berfirman Malikinnas … Ilaahinnas … Raja dulu baru sesembahan, namun kini kami semua sepakat mau bertanya tentang Surat Al Falaq (Waktu Subuh) entah kenapa kami ingin dari surat ini dulu mbah!”.
Mbah Qodim mulai tersenyum, ia melihat betapa saudara-saudaranya sudah terlihat titik cahaya pada usaha menggapai TITIK BA yang akan merubah pandangan tentang keagungan DINUL ISLAM yang di bawa oleh Rasulullah Muhammad SAW … sebagai Rahmatan lil ‘alamin dari Sang Penguasa Jagat Raya … Allah Azizul Jabbar … “Baiklah bapak-bapak sekalian … sural Al Falaq ini memang salah satu bahan yang diperlukan dalam pembentukan pondasi iman, sehingga bila bahan-bahan pondasi sudah lengkap maka bangunan pondasi akan kokoh … lalu apapun yang akan dibangun di atas pondasi yang kokoh akan kuat terhadap cuaca ekstrim … yah anggap saja ada pasir, batu, semen dan air … Surat ini salah satu dari bahan tersebut … namun sebelum kita membahas SUBUH … mbah ingin bertanya … apa itu SIANG … apa itu MALAM … dari sinilah nantinya kita akan bisa melihat jeli apa itu BAIK .. apa itu BURUK … “.
Pak RT “Siang itu terang, malam gelap mbah?”
Mbah Qodim tersenyum, “Lalu saat siang tiba-tiba mendung ataupun ada gerhana apakah itu bisa juga dikatakan siang Pak RT?, dan saat malam dipenuhi cahaya lampu sehingga menjadi terang, apakah itu dikatakan siang?, monggo jamaah yang lain”.
Dari belakang pak Jimin salah satu jamaah menjawab “Karena siang itu tersinari matahari mbah, malam tidak”.
Kembali mbah Qodim tersenyum “Itu tadi kalau sinar tersebut di halangi mendung ataupun terhalangi bulan (gerhana) apakah itu juga masih dikatakan siang?”
Semua menunduk, hampir semua mengerti apa itu SIANG apa itu MALAM akan tetapi mereka jarang sekali memikirkannya.
Mbah Qodim “Dikatakan siang itu tak kala sisi tersebut sedang bersama matahari, dan malam itu dimana sisi itu jauh dari matahari, … demikian pula saat orang dikatakan baik … berarti saat itu sisi prilakunya sedang bersama Allah SWT demikian pula kebalikannya … banyak yang berbuat baik namun sebenarnya ia sedang tidak bersama Allah … ini artinya sama saja dengan MALAM yang ditaburi dengan cahaya-cahaya lampu sehingga terlihat terang … namun hakikatnya ia tetaplah malam …. Banyak yang membungkus prilaku dengan perbuatan-perbuatan baik … namun hakikatnya ia memiliki tujuan-tujuan yang sebenarnya kebalikan dari prilaku baik itu sendiri, Ingat bapak bapak … mari kita renungkan … apakah saat ini kita berusaha untuk selalu dekat dengan NYA … sehingga prilaku-prilaku kita bisa dikatakan baik? Baik dalam arti yang sebenarnya … bukan hanya manipulasi belaka …. Walau Allah menguasai Jagat semesta … menguasai Syurga dan Neraka … yaqinlah … apabila kita di syurga maka disitu ada Allah … namun saat di neraka … Allah sebenarnya jauh dari keberadaan kita….”
Pak RW “Terus gimana mbah kita memaknai arti siang dan malam itu?”
Mbah Qodim “Tafakkarun terus tentang ayat-ayat Allah yang tersirat di dunia ini …. Apabila kita tidak menyadari maknanya … maka kita bisa lihat … betapa banyak orang mengalami kecelakaan disaat siang hari … namun banyak pula yang selamat sampai ketujuan karena tindakan kehati-hatian seseorang di malam hari, pada saat siang … kita sering kali terlena … saat berkendara di siang hari kita sering kali justru menacap gas hanya demi tujuan agar cepat sampai, lain halnya dengan orang yang berbekal lampu kecil menyusuri malam … ia sangat hati-hati dan berjalan perlahan … ia menjadikan cahaya kecil itu sebagai pedoman … namun banyak saudara kita melupakan sang Matahari yang bersinar terang sebagai pedoman …. Lihatlah … banyak sahabat-sahabat kita yang banyak ilmunya … justru lalai akan ilmunya … banyak yang hafal dalil-dalil .. namun lalai tak mau menerima nasehat dari sesamanya ….namun disisi lain …sang fakir ilmu lebih memperhatikan ilmu itu sendiri … … dan jauh disana … ada insan dalam lembah hitam yang menangis hanya karena 1 titik cahaya saja … ia menangis hanya karena 1 ayat saja … 1 ayat yang ia rasa bisa ia jadikan pedoman keluar dari lembah kenistaan… satu pedoman yang mungkin datangnya dari hal-hal yang sederhana … meyaqini 1 ayat walaupun itu terucap dari seorang anak kecil …itu mengapa justru Allah SWT menyediakan banyak pahala di malam hari saat hambaNya ingin bermunajad .. Laitul Qodri adanya di malam ... sholat sunnah yang berpahala besarpun banyak di saat malam, demikian pula pahala terhadap hamba-hambaNya yang ingin hijrah mendekatiNya ... ”.
Jamaah Musholla Al Latif mulai menunduk, merenungi apa yang di katakan oleh mbah Qodim.
Mbah Qodim “Nah kembali kepada Surat Al Falaq … yaitu SUBUH … setelah kita tahu apa itu siang ataupun malam maka kita akan tahu … apa itu SUBUH … subuh adalah saat sisi mulai meninggalkan malam menuju kepada siang … maknanya adalah kita yang mulai meninggalkan prilaku yang jauh dari sisi Ketuhanan .. menuju dekat dengan NYA … manusia yang mulai melangkah hijrah pada Allah Sang Kholiq … Qul a’uudzu biRobbil falaq …KATAKANLAH … aku berlindung kepada ROBB yang menguasai subuh … memaknai agar kita juga tetap harus tetap dalam perlindungan NYA … yang senantiasa menjadi pelindung bagi orang-orang yang mulai hijrah mendekati Nya … ingat bapak-bapak sekalian … jangan sekali-kali mencaci maki orang-orang yang berniat Tobat kepada Allah … jangan sekali-kali menghina orang-orang yang mulai berbuat baik … jangan sampai kita memfitnah orang-orang yang mulai menuju CAHAYA pagi … karena mereka punya PELINDUNG yang sebenarnya kita juga mengharapkan perlindungan dari Pelindung mereka ….”.
Terlihat ada beberapa jamaah yang matanya mulai berkaca-kaca
Mbah Qodim “Apa itu BENAR … apa itu SALAH … semua sama dengan penjelasan mbah diatas tadi … Min syarri maa kholaq … disinilah SANG MAHA PELINDUNG itu mulai merealisasikan rahasia NYA .. DIA mendengar bahwa orang-orang yang mendekati pagi akan memohon perlindungan dari kejahatan-kejahatan makhluk ciptaan Nya … wamin syarri ghoosiqin idza waqof … Dan dari kejahatan malam apabila telah gulap gulita … maknanya adalah … saat insan mendekati pagi … bisa saja rekan-rekannya yang masih dalam malam akan semakin gelap gulita .. mereka akan semakin ingin menghalangi dengan berbagai macam cara yang lebih dari yang lain, jika fitnah maka fitnah yang luar biasa … jika hasud maka hasud yang juga luar biasa …. Lalu dilanjutkan wamin syarrin-naffastaati fiil uqod … dan dari kejahatan-kejahatan wanita –wanita sihir, yang menghembuskan pada buhul-buhul … (mbah Qodim mulai menunduk) disini Allah SWT menyebut ada golongan kaum wanita … maknanya … wanita itu sesungguhnya lebih tajam perkataan ataupun tipu dayanya maka disebutkan wanita tukang sihir .. wanita yang menguasa taktik tipu daya … lalu Allah menyebutkan buhul-buhul … yaitu tali jiwa yang tidak terlihat namun bisa mengikat … MANUSIA yang hendak hijrah menuju CAHAYA … harus bisa melepaskan tali jiwa dalam dirinya pada kegiatan-kegiatan masa lalunya yang penuh dosa … walaupun itu berupa kesenangan-kesenangan semu ....tak peduli akan ada banyak yang jahat kepadanya … ataupun akan banyak fitnah yang datang kepadanya … wamin syarri khasidin idzaa khasad … dan dari kejahatan orang-orang yang dengki … apabila ia dengki … ini adalah tantangan dari pagi … yaitu kecurigaan, makian, hinaan atau fitnahan dari orang-orang baru yang akan ada disekelilingnya … sadarilah .. masih banyak saudara-saudara kita yang sudah berada lama tinggal di waktu pagi dan siang … namun mereka khilaf saat memandang orang yang sedang baru menemukan cahaya … itu apabila di dalam hati mereka ada rasa DENGKI yang kelak bisa menutupi cahaya matahari kepada mereka sendiri … mereka sudah tinggal di SIANG namun dalam keadaan GERHANA. Sebenarnya masih banyak lagi penjabarannya ... namun semua akan mengalir menjadi muara... apabila jamaah sekalian mencoba membuat jalan aliran tersebut kedalam jiwa panjenengan sedoyo"
Sabtu, 23 Juni 2018
AL QODR
AL QODR
Pak RT “Mbah, Sebenarnya setelah Surat Al Ikhlas yang bercerita penuh tentang Allah SWT, kita ingin dengar tentang surat manusia (An Nas) tetapi kami pingin tahu dulu tentang keistimewaan Romadhon yang baru kita lewati”.
Mbah Qodim mulai memandangi jajanan sisa lebaran di meja Pak RT, terlihat beberapa warga mulai membenahi tempat duduknya masing-masing. Dengan perlahan akhirnya mbah Qodim berkata “Memang banyak yang harus kita pelajari, semuanya butuh waktu, dalam surat An Nas disitu Allah berfirman Raja dulu baru sesembahan …. Malikinnas lalu Ilaahinnas … tetetapi yakinlah kita tidak pernah memikirkan hal tersebut, yah untuk PR dululah bapak-bapak sekalian, apa yang sebenarnya ganjel nih pak RT?”
“Begini mbah, kan setelah kita berpuasa penuh maka kita kembali ke Fitri, nah yang jadi uneg-uneg kami ini, kita kembali seperti bayi yang di lahirkan, artinya kan dosa-dosa nya nyaris terhapus, tetapi kalau dari penjelasan mbah kita kembali ke awal/permulaan, membuka lembaran baru maksudnya gimana mbah?” Tanya pak RT.
Mbah Qodim “Yah ibarat rapot pak RT … berapa nilai amalan kita tahun 2018 ini … itu tertulis di raport yang kemarin kita lewati, mulai sawal ini kita menuliskan amalan yang baru lagi, yang akan di ujikan pada Romadhon masa yang akan datang, nah raport-raport tersebutlah yang akan menjadi tolok ukur kita bahwa ada peningkatan atau sebaliknya”.
Pak RW “Waduh … berarti kita masih bisa di katakana banyak dosa dong mbah … walau sudah puasa sebulan penuh?”.
Mbah Qodim tersenyum “Hehehe itu bagus pak RW, merasa banyak dosa … daripada merasa sudah tidak berdosa lagi. Dahulu … umat Yahudi … ada yang beribadah selama 350 tahun … karena umur mereka rata-rata di atas 500 tahunan … nah karena merasa sudah beribadah selama itu maka dengan penuh keyakinan ia bertanya kepada Nabi Musa AS … di syurga manakah kelak ia di tempatkan …. Nah saat Nabi Musa AS bertanya kepada Allah SWT justru jawaban Allah SWT malah mengejutkan si penanya, ia akan di letakkan pada kerak dasar neraka, lalu sang ahli ibadah itu bertafakur … merenungi dirinya, tanpa melakukan dosa selama 350 tahun masih juga masuk neraka, sampailah ia pada pemikiran untuk orang lain, jika ia beribadah selama 350 tahun saja masuk neraka bagaimana saudara-saudaranya yang di bawah ia dalam hal ibadahnya … maka ia berdoa kepada Allah SWT … Yaa Allah … jika aku memang Engkau masukan ke dalam neraka, satu permohonanku … besarkanlah tubuhku, hingga menyumbat pintu neraka dengan demikian sahabat-sahabayku tidak ada yang bisa memasuki neraka MU”.
Pak RT “Lalu mbah?”
Mbah Qodim “Keesokan harinya Allah SWT menyampaikan kabar kepada Nabi Musa AS bahwa orang tersebut akan di masukan ke dalam Syurga yang paling tinggi, itu bukan karena lamanya beribadah … namun karena keikhlasannya terhadap orang lain, setelah mendapat kabar tersebut maka bersyukurlah ia, dan ia bertanya kepada Nabi Musa AS adakah orang lain yang ibadahnya melebihi ia … lebih dari 350 tahun lamanya”.
Pak RW “Adakah mbah, orang yang sanggup mengalahkannya, lebih dari 350 tahun?”.
Mbah Qodim “Banyak sekali, orang tersebut kaget setengah mati, banyak yaa Nabi Musa? … di jawab Nabi Musa AS, iyaa banyak, siapakah mereka tanya orang tersebut, Nabi Musa AS menjawab … besok … kelak … ada umat Nabi Penutup … amalannya jauh di atas dirimu, sang ahli ibadah bertanya … apakah umur mereka panjang-panjang wahai Nabi? … Nabi Musa AS menjawab, umur mereka tidak lebih dari 100 tahun, bahkan banyak yang di bawah itu”.
Pak RT “Lah kok bisa begitu mbah?”
Mbah Qodim “Lama juga mbah merenungi riwayat tersebut, sampailah pada suatu ketika mbah bertafakur, yah pas di bulan romadhon … bulan berkah namun tepatnya Bulan Mulya (Qodr)… kenapa dinamakan Mulya karena pada ayat pertamanya berbunyi innaa anzalnaahu fii lailatil qodr … disitu kita lihat bahwa Al Quran diturunkan pada malam kemulyaan … hebatnya surat ini tidak dinamakan surat Al Quran … namun dinamai surat Al Qodr … yaitu malam kemulyaan …. Nah seharusnya kita lebih jeli … Al Quranul Karim … yang begitu mulya namun diintikan lagi pada Lailatul Qodr .. malam kemulyaan … apa sih malam kemulyaan itu ? … maka ayat keduanya Allah mengajari kita semua untuk menjari jawabannya … wamaa adrookamaa lailatul qodr … disitu Allah bertanya .. dan tahukah kamu apa malam kemulyaan itu …. “.
Pak RW “Malam yang setara dengan 1000 bulan mbah!!”
Mbah Qodim mantuk-mantuk “Hehhee iya kita tahu semua pak RW … tetapi ayu perlahan kita bongkar … lailatu qodri khoirum min alfi syahr disana Allah SWT menyatakan bahwa malam itu LEBIH BAIK dari 1000 bulan … artinya kalau kita buat menjadi tahun itu sekitar 83 tahun … jika umat Islam saat ini melakukan maksiat sampai umur 40 tahun saja … lalu ia bertobat … okelah mbah gambarkan umurnya hanya sampai 60 tahun … nah umur ke 41-60 setelah pertaubatan nasuha nya ia bertemu malam lailatul qodr … bayangkan 10 tahunnya saja berarti 83 x 10 … sudah 830 tahun lamanya … melebihi yang 350 tahun ….”
Pak RT “Kenapa bisa sampai malam tersebut penuh kemulyaan mbah?”
Mbah Qodim “Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiihaa bi idzni robbihim min kulli amr, karena malam itu para malaikat beserta Ruh Suci … (malaikat Jibril AS) turun ke dunia untuk mengatur segala urusan”.
Pak RW “Ruh suci itu malaikat Jibril yah bah?”.
Mbah Qodim “Yups … Komandan para Malikat … oleh saudara kita lebih dikenal dengan Ruh Quddus … dan saat turunnya Ruh Suci beserta malaikat-malaikat lainnya sejahteralah malam tersebut … jarang-jarang Malaikat Jibril AS turun membawa pasukannya ... karena lazimnya Malaikat Jibril AS turun hanya keperluan mengantarkan wahyu untuk Nabi Muhammad SAW, pada malam mulya tersebut bahkan sampai waktu fajar tiba Malaikat Jibril AS turun berserta malaikat-malaikat lainnya turun ke dunia untuk mengatur segala urusan, segala hajad atau segala pengharapan… salaamun hiya hattaa mathla’il fajr “.
Pak RT “Kalau boleh kami tahu nih mbah, bagaiman cara kita agar bertemu malam tersebut?”
Mbah Qodim memejamkan matanya … teringat wejangan sang guru … sampai akhirnya ia menangis “Mulai saat ini isilah lembaran baru buku amalan kita dengan hal-hal yang baik-baik … sampai pada Romadhon mendatang setiap malam sekitar jam 02.00 laksanakan sholat Tasbih... kemudian Dzikir Subhan Allahil adzim Subhan Allah wabihamdihi .. 1000 x dilanjutkan Sholat sunah Al Qodar 2 rekaat ... setelah Alfatihah rekaat pertama surat Al Qodar dan rekaat kedua surat Al Ikhlas...Dzikirannya membaca surat Al Qodar 1000 x ... lalu sholat Nifsu Lail 2 rekaat setelah Al Fatihah rekaat pertama surat Al Qodar.. rekaat ke dua surat Al Ikhlas.. Dzikirannya Yaa Syakur 1000 x kemudian sholat Hajad 4 rekaat .. rekaat pertama setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 40 x ... rekaat kedua setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 30 x ... rekaat ketiga setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 20 x ... dan rekaat ke empat setelah Al Fatihah kemudian membaca surat Al Ikhlas 10 x .. jadi jumlah lengkapnya 100 Al Ikhlas ... Dzikirannya Sholawat 1000 x....
Pak RT dan Pak RW bertanya berbarengan “Apakah kita bisa bertemu malam laitul Qodr mbah?”
Mbah Qodim tetap memejamkan matanya …. Tidak terlihat niatan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Rabu, 20 Juni 2018
MAKNA AAMIIN
“Mbah, kalau kita perhatikan kok 114 surat dalam Al Qur’an, hanya Al Fatihah yang diiringi oleh kata Aamiin, sedangkan yang lainnya adalah ShodaqAllahul adzim?” Pak RT membuka percakapan melihat mbah Qodim terlihat mulai menikmati kopinya.
Mbah Qodim “Itulah mengapa banyak rahasia Al Fatihah yang harus kita kupas, juga makna Aamiin, jika sebelumnya kita sudah membahas makna Al Fatihah (Pembuka) maka kini kita merenungi betapa kata Aamiin amatlah istimewa, maka Aamiin ini digunakan untuk mengiringi doa-doa namun yang sangat kita seringkan adalah saat Sholat fardhu dimana tiap rekaatnya Aamiin sebagai pengiring surat Al Fatihah”.
“Iya, mbah kami selama ini hanya ikutan saja bahwa saat membaca Al Fatihah diiringi Aamiin .. sebenarnya bagaimana itu mbah?” tanya pak RW
Mbah Qodim mulai membenahi tempat duduknya, memang saat mengupas sebuah ilmu, mbah Qodim mulai membenarkan posisi duduknya, kebiasaan adab menyampaikan ilmu ataupun menerima ilmu itu penting sekali karena ilmu tersebut bagaikan cahaya yang akan bercahaya saat adab menyampaikannya sangat diperhatikan, juga sang penerima ilmu haruslah membenahi adab juga saat menerimanya, ini kita ibaratkan seorang prajurit yang sedang menerima perintah dari atasannya, Atasan memiliki ketegasan saat memberikan perintah dan sang prajurit dengan semangat menerima perintah tersebut, makanya sering sekali mbah Qodim meneteskan air mata saat melihat telivisi yang menyiarkan ceramah dari para pemuka agama, tak sedikit pemuka agama itu menjadikan ayat-ayat suci sebagai sumbu ledak tawa para jamaahnya, padahal Malaikat Jibril amat Takzim saat menerima wahyu ayat suci untuk diberikan kepada HabibAllah Muhammad SAW.
“Bapak-bapak sekalian, Aamiin mengiringi Surat Al Fatihah yang jelas …pertama adalah adanya Sabda Rasulullah dari Hadis Riwayat Wa’il Bin Hujr juga dari HR Abu Hurairoh RA … dan banyak lagi rujukan tentang keberadaan Aamiin pada Surat Al Fatihah, namun jauh sebelum Islam di Sahkan sebagai agama yang sempurna, Rasulullah pernah bersabda sesuai dengan HR Anas Bin Malik Bahwa Nabi menceritakan bagaimana Allah SWT bercakap-cakap dengan Nabi Musa AS yang intinya kelak Umat Nabi Muhammad SAW akan diberikan 4 huruf yang masing-masing hurufnya tertulis di Tiang Arsy, Tiang Kursy, Lauhil Mahfud dan Batang Qolam, dan 4 huruf itu juga terdiri dari perwakilan 4 Kitab Allah SWT”
Pak RT yang serius memperhatikan langsung bertanya “Perwakilan 4 kitab bagaimana mbah?”
Mbah Qodim “Yaah masing-masing kitab Allah mengirimkan huruf mulyanya …. Dari Kitab Zabur … diambillah huruf ALIF … mengapa huruf Alif … itu dikarenakan ajaran dalam kitab Zabur yang di tugaskan kepada Nabi Daud AS dipenuhi dengan ajaran-ajaran bagaimana meng Esakan Tuhan … Alif itu dimaknai AHAD … jadi saat itu saudara-saudara muslim baru sebatas pengetahuan bagaimana bersaksi bahwa ada Tuhan Semesta Alam … lalu hurf MIM dari kitab Taurat yang diamanahkan kepada Nabi MUSA AS … MIM disini adalah Ma’rifat .. maka Nabi Musa mengajarkan agar umatnya kenal kepada Tuhan Semsta alam .. kelanjutan dari pengakuan adanya Tuhan …lalu diambillah lagi huruf YA dari kitab Injil … Yaa Ayyuhannas … wahai orang-orang … jadi YA disini maknanya adalah seruan .. maka Nabi Isa AS mulai menyerukan untuk menyembah Tuhan sebagai mana kelanjutan dari setelah pengenalan … dan terakhir diambil huruf NUN dari Al Quran … Nun yang dimaknai dengan NUR adalah sebuah huruf yang maqomnya sudah mencapai ketenangan, maka titiknya hanya satu dan terletak ditengah-tengah wadahnya, sebagai pelajaran huruf BA yang titiknya diluar …”.
“Maksudnya gimana mbah?” Tanya pak RT
Mbah Qodim memandang pak RT “Walau saat ini kita tidak sedang mengupas pelajaran tersebut namun baiklah, mbah akan jelaskan sedikit, dahulu kita kan ngaji turutan, maksudnya urut-urutan kehidupan … bermula dari Alif … Ahad … Awalu wa Akhiru yaitu Allah sebai simpul pertama dan yang paling utama maka lahirlah BA … Babun (jalan/pintu) dimana titik diluar wadah atau kita manusia masih di dalam perut, belum menempati wadahnya … saat terlahir jadilah TA … wadah menampung 2 titik .. yaitu baik/buruk .. rajin/malas kanan/kiri dsb .. maka makna TA adalah Tarbiah … belajar … dengan belajar maka kita akan tahu dua titik sejajar tersebut harus menjadi TSA’ Tsabat .. ketetapan … dengan belajar kita akan bisa menentukan mana yang kita pilih …maka titiknya tiga .. satu titik tepat di tengah atas kedua titik yang sejajar … maknanya adalah titik natiqoh .. titik berfikir … afala ta’qiluun … wah panjang deh hehehhe, itu juga baru sampai TSA. kita kembali dulu ke alur utama … NUN dalam Al Quran ini maknyanya 50:50 … 3 huruf sebelumnya bernilai 50 dan NUN nilainya 50 .. maka ini bermakna NUN disini harus menggenapi 3 huruf sebelumnya menjadi 100 % …”
“Lihatlah NUN dalam Al Quran bisa menegaskan … bisa menyamarkan … bisa juga merubah bunyi huruf sebelumnya atau bisa meleburkan huruf sebelumnya … Nun bisa idhar .. menjelaskan huruf sesudahnya .. bisa iqlab menegaskan huruf dibelakangnya … bisa juga Idhom .. melebur huruf kebelakangnya … intinya Al Quran itu bisa menjelaskan kitab sebelumnya … bisa menjadi pertimbangan bahkan bisa meluruskan kitab-kitab sebelumnya yang mungkin belum sempurna dalam asbabul nuzulnya …. Nah bayangkan 4 huruf yersebut bila di ucapkan maka malaikat-malaikat yang di langit akan turut membacanya juga … dan kandungannya meliputi 4 kitab Allah … (Sambil menitikkan air mata, mbah Qodim membayangkan betapa banyak umat ini yang tidak memiliki adab saat mengucapkannya … bahkan banyak juga yang bermain-main saat mengucapkannya) 4 huruf tersebut di rangkum menjadi AAMIIN”
Langganan:
Postingan (Atom)