Oleh : Ketenangan Cakra Jiwa (
Syajaratul Yaqin )
Para ahli syurga, dalam hadits mulia ini, adalah mereka yang terus menerus menegakkan Sunnah, membelah bid’ah, demi menuggalkan Allah Ta’ala, tawakkal kepada-Nya, iman dan cinta kepada-Nya.
Sebenarnya kekasih hati adalah Allah SWT. Bila Allah mencintai hamba-Nya Dia menampakkan rahasia-Nya pada keagungan kekuasaan-Nya, dan Allah SWT, menggerakkan hatinya sebagai limpahan anugerah-Nya, Allah SWT, memberi minuman dari piala gelas cinta-Nya, hingga ia mabuk cinta hanya kepada-Nya, lalu ia hidup dalam kemesraam, kedekatan dan kesahabatan dengan-Nya, sampai ia tak sabar untuk segera mengingat-Nya, tidak memilih yang lain dan tidak sibuk dengan satupun selain perintah-Nya. Syeikh Abu Bakr al-Wasthy ra, berkata, “Posisi cinta lebih di depan dibanding posisi takut. Siapa yang ingin masuk dalam bagian cinta, hendaknya ia selalu husnudzon kepada Allah SWT dan mengagungkan kehormatan-Nya.”
Diriwayatkan bahwa Allah SWT, memberi wahyu kepada Nabi Dawud as. “Hai Dawud, Cintailah AKU, dan cintailah kekasih-kekasih-Ku, dan cintailah Aku untuk hamba-hamba-Ku.”
Lalu Nabi Dawud as, berkata, “Ilahi, Aku mencintai-Mu, dan mencintai kekasih-kekasih-Mu, lalu bagaimana mencintai-Mu untuk hamba-hamba-Mu?”
“Ingatlah mereka, akan keagungan-Ku dan kebaikan kasih sayang-Ku…” Jawab Allah SWT.
Dalam hadits disebutkan, “Bila Allah mencintai seorang hamba dari kalangan hamba-hamba-Nya, Jiril as, mengumumkan “Wahai ahlai lagit dan bumi, wahai kalangan wali-wali Allah dan para Sufi, Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai si fulan, maka cintailah dia.”
Dlam riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW :
“Apabila Allah Ta’ala mencintai hamba, maka Jibril mengumandangkan, “Sesungguhnya Allah sedang mencintai si fulan, maka cintailah dia. Lalu penghuni langitpun mencintainya, baru kemudian diterima oleh penghuni bumi.”
Dalam satu riwayat Muslim dusebutkan:
“Apabila Allah Ta’ala mencintai hamba, maka Allah memangil Jibril dan berfirman ; “Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia”. Kemudian Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumandangkan, : Sesungguhnya Allah sedang mencintainya, baru kemudian diterima oleh penghuni bumi.”
Namun bila Allah Ta’ala membenci si fulan, maka Allah SWT mengundang Jibril dan berfirman, “Aku lagi membenci si fulan, maka bencilah ia…” Jibrilpun membencinya, kemudian mengajak kepada penghuni langit dengn mengatakan, “Sesungguhnya Allah sedang membenci si fulan, maka bencilah padanya. Lalu rasa benci itu diturunkan di muka bumi.”
Abu Abdullah an-Nasaj ra, mengatakan, “Setiap amal yang tidak disertai cinta kepada Allah SWT, tidak bisa diterima.”
“Siapa yang mencintai Allah SWT, maka Dia mengunjunginya dengan berbagai cobaan. Dan siapa yang berpaling dariNya dari lain-Nya, ia terhijab dari-Nya dan gugur dari hamparan para pencinta-Nya.”
Abdullah bin Zaid ra, mengatakan, “Saya sedang bertemu dengan lelaki sedang tidur di atas salju, sementara di keningnya bercucuran keringat. Aku bertanya, “Hai hamba Allah, Bukankah sangan dingin!” Lalu ia menjawab, “Siapa yang sibuk mencintai Tuhannya, tak pernah merasa dingin.” “Lalu apa tanda pecinta itu?” tanyaku. ” Merasa nasih sedikit atas amalnya yang banyak, dan merasa meraih banyak walau mendapatkan sedikit karena datang dari Kekasihnya.” jawabnya.
“Kalau begitu beri aku wasiat.”
“Jadilah dirimu hanya bagi Allah, maka Allah Bekal bagimu.”
Muhammad bin al-Husain ra, mengatakan, “Aku masuk ke pasar untuk membeli budak perempuan, Ku lihat ada budak perempuan yang sedang di ikat, dan pada kedua pipi tulipnya ada luka, yang terukir tulisan, “Siapa yang berkehendak pada kami, akan kami bangkrutkan dia. Dan siapa lari dari kami, akan kami goda dia.”
Inilah, kataku, sebagaimana firman Allah Ta’ala pada hamba-Nya, “Bila kalian semua mencari-Ku, maka Ku-lalaikan kalian dari selain diri-Ku, dan Ku-fanakan dengan-Ku dari dirinya, hingga tidak tahu siapa pun kecuali diri-Ku.”
Aku kagum dari-Mu dan dariku
Engkau fanakan diriku bersama-Mu dari diriku
Engkau dekatkan diriku dari-Mu
Hingga aku menyangka Engkau adalah aku.
QUL HUWALLAHU
AHAD … ALLAHUSHSHOMAD.. LAM YALID WALAM YUULAD.. WALAM YAKUNLAHU KUFUWAN
AHAD …