Sabtu, 15 November 2014

BILA ALLAH MENCINTAI HAMBA-NYA




Oleh : Ketenangan Cakra Jiwa ( Syajaratul Yaqin )


“Siapa yang menyampaikan hadits pada ummatku, dalam rangka menegakkan sunnah, atau demi menghancurkan bid’ah, maka ia berada di syurga.” (HR. Abu Nuaim dalam Al-Hiyah)
Para ahli syurga, dalam hadits mulia ini, adalah mereka yang terus menerus menegakkan Sunnah, membelah bid’ah, demi menuggalkan Allah Ta’ala, tawakkal kepada-Nya, iman dan cinta kepada-Nya.

Sebenarnya kekasih hati adalah Allah SWT. Bila Allah mencintai hamba-Nya Dia menampakkan rahasia-Nya pada keagungan kekuasaan-Nya, dan Allah SWT, menggerakkan hatinya sebagai limpahan anugerah-Nya, Allah SWT, memberi minuman dari piala gelas cinta-Nya, hingga ia mabuk cinta hanya kepada-Nya, lalu ia hidup dalam kemesraam, kedekatan dan kesahabatan dengan-Nya, sampai ia tak sabar untuk segera mengingat-Nya, tidak memilih yang lain dan tidak sibuk dengan satupun selain perintah-Nya. Syeikh Abu Bakr al-Wasthy ra, berkata, “Posisi cinta lebih di depan dibanding posisi takut. Siapa yang ingin masuk dalam bagian cinta, hendaknya ia selalu husnudzon kepada Allah SWT dan mengagungkan kehormatan-Nya.”

Diriwayatkan bahwa Allah SWT, memberi wahyu kepada Nabi Dawud as. “Hai Dawud, Cintailah AKU, dan cintailah kekasih-kekasih-Ku, dan cintailah Aku untuk hamba-hamba-Ku.”
Lalu Nabi Dawud as, berkata, “Ilahi, Aku mencintai-Mu, dan mencintai kekasih-kekasih-Mu, lalu bagaimana mencintai-Mu untuk hamba-hamba-Mu?”
“Ingatlah mereka, akan keagungan-Ku dan kebaikan kasih sayang-Ku…” Jawab Allah SWT.

Dalam hadits disebutkan, “Bila Allah mencintai seorang hamba dari kalangan hamba-hamba-Nya, Jiril as, mengumumkan “Wahai ahlai lagit dan bumi, wahai kalangan wali-wali Allah dan para Sufi, Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai si fulan, maka cintailah dia.”
Dlam riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW :
“Apabila Allah Ta’ala mencintai hamba, maka Jibril mengumandangkan, “Sesungguhnya Allah sedang mencintai si fulan, maka cintailah dia. Lalu penghuni langitpun mencintainya, baru kemudian diterima oleh penghuni bumi.”

Dalam satu riwayat Muslim dusebutkan:
“Apabila Allah Ta’ala mencintai hamba, maka Allah memangil Jibril dan berfirman ; “Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia”. Kemudian Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumandangkan, : Sesungguhnya Allah sedang mencintainya, baru kemudian diterima oleh penghuni bumi.”
Namun bila Allah Ta’ala membenci si fulan, maka Allah SWT mengundang Jibril dan berfirman, “Aku lagi membenci si fulan, maka bencilah ia…” Jibrilpun membencinya, kemudian mengajak kepada penghuni langit dengn mengatakan, “Sesungguhnya Allah sedang membenci si fulan, maka bencilah padanya. Lalu rasa benci itu diturunkan di muka bumi.”

Abu Abdullah an-Nasaj ra, mengatakan, “Setiap amal yang tidak disertai cinta kepada Allah SWT, tidak bisa diterima.”
“Siapa yang mencintai Allah SWT, maka Dia mengunjunginya dengan berbagai cobaan. Dan siapa yang berpaling dariNya dari lain-Nya, ia terhijab dari-Nya dan gugur dari hamparan para pencinta-Nya.”

Abdullah bin Zaid ra, mengatakan, “Saya sedang bertemu dengan lelaki sedang tidur di atas salju, sementara di keningnya bercucuran keringat. Aku bertanya, “Hai hamba Allah, Bukankah sangan dingin!” Lalu ia menjawab, “Siapa yang sibuk mencintai Tuhannya, tak pernah merasa dingin.” “Lalu apa tanda pecinta itu?” tanyaku. ” Merasa nasih sedikit atas amalnya yang banyak, dan merasa meraih banyak walau mendapatkan sedikit karena datang dari Kekasihnya.” jawabnya.
“Kalau begitu beri aku wasiat.”
“Jadilah dirimu hanya bagi Allah, maka Allah Bekal bagimu.”

Muhammad bin al-Husain ra, mengatakan, “Aku masuk ke pasar untuk membeli budak perempuan, Ku lihat ada budak perempuan yang sedang di ikat, dan pada kedua pipi tulipnya ada luka, yang terukir tulisan, “Siapa yang berkehendak pada kami, akan kami bangkrutkan dia. Dan siapa lari dari kami, akan kami goda dia.”
Inilah, kataku, sebagaimana firman Allah Ta’ala pada hamba-Nya, “Bila kalian semua mencari-Ku, maka Ku-lalaikan kalian dari selain diri-Ku, dan Ku-fanakan dengan-Ku dari dirinya, hingga tidak tahu siapa pun kecuali diri-Ku.”

Aku kagum dari-Mu dan dariku
Engkau fanakan diriku bersama-Mu dari diriku
Engkau dekatkan diriku dari-Mu
Hingga aku menyangka Engkau adalah aku.


QUL HUWALLAHU AHAD … ALLAHUSHSHOMAD.. LAM YALID WALAM YUULAD.. WALAM YAKUNLAHU KUFUWAN AHAD …

Jumat, 07 November 2014

SEKILAS TENTANG BULAN MUHARRAM



 KETENANGAN CAKRA JIWA



Malam ini sejumlah sahabat-sahabat ku berkumpul... 
mereka ingin mengeluarkan uneg-uneg mereka... 
tentang apakah ada ajaran Rosul tentang mencuci benda-benda pusaka pada bulan ini... karena 1 Muharram lebih terkenal dengan sebutan 1 SURO...

"Sahabat kami, Ketenangan Cakra Jiwa... mohon beri ketenangan pada hati kami karena gundah, apa yang berkembang di kalangan masyarakat kita... pada bulan ini mereka melakukan tapa brata... pencucian keris, atau benda-benda pusaka... ataupun azimat lainnya... apakah zaman Rosululloh hal-hal seperti ini pernah beliau dan para sahabat lakukan..." tanya seorang jamaah

"Sahabat-sahabat ku semua.... ilmu yang kita pelajari hanyalah butiran tetes dari Samudera luasnya Ilmu-ilmu Allah... keterbatasan kita mengenal lebih dekat tentang Rahasia Allah masihlah minim... apalagi untuk mengikuti perjalanan agung dan budi pekerti yang luhur junjungan kita.... kita telah terjebak oleh khilafiyah-khilafiyah keterbatasan pengertian ilmu yg ada pada diri kita....di dalam perjalanan syiar Rosul, Muharram adalah bulan yang di Mulyakan oleh Allah... bahkan pada Bulan ini saat itu para Muslimin di Haramkan untuk berperang 1 bulan penuh... kata “Suro” berasal dari sebutan tanggal 10, yang dikenal sebagai hari As-Syura maka masyarakat kalangan menyebut mudahnya dengan sura atau suro... dan pada bulan inilah karena di haramkan berperang maka para sahabat memanfaatkannya untuk mengkusyukan ibadah mereka karena sedang istirahat dari peperangan... orang menilainya sebagai tapa brata.. pada bulan ini juga para sahabat Rosulullah membersihkan dan mengasah serta merawat pedang dan tombak mereka agar bulan esoknya siap di gunakan kembali untuk berperang... intinya agar tdk berkarat dan tetap siap....mungkin karena para ulama dahulu tidak detil menerangkannya maka yang dipahami oleh masyarakat kita adalah bulan pensucian benda pusaka.... hehehhee semua itu karena untuk kesiapan pribadi masing-masing... maka saya mohon sahabat-sahabat semua.. untuk membuka hati kita... kita masih manusia yang terbatas dalam mengetahui rahasia-rahasia Ilmu Allah... untuk itu mari bulan ini kita perbanyak sholat sunah Tasbih... agar bulan Muharrom ini... kita mendapakan kehidupan yg baru.... selamat TAHUN BARU ISLAM sahabat-sahabat ku...."

Senin, 03 November 2014

Yaa Allah... Kami memohon ampun kepada MU

 KETENANGAN CAKRA JIWA



Saat syahadat hanya sebatas ucapan...
saat shalat hanya sebatas gerakan..
saat shaum hanya sebatas kewajiban...
saat zakat hanya sebatas keharusan....

saat itu pula..... kesia-siaan terbesar ada pada diri kita...

Saat Islam hanya sebatas pakaian...
saat iman hanya sebatas ucapan..
saat ihsan hanya sebatas pengetahuan...

saai itu pula...... penipuan terbesar dalam diri kita..

Saat kematian dianggap hanya cerita...
saat neraka dianggap hanya berita...
saat siksa dianggap hanya kata...

saat itu pula...... kesombongan terbesar ada pada kita...

Saat takdir dianggap tak mungkin...
saat hidup kembali dipandang mustahil...
saat itu pula..... kedurhakaan terbesar ada pada diri kita...

Yaa Allah... kami memohon ampun kepada MU
dengan segala kekurangan dan keterbatasan kami sebagai manusia..
Aamiin...