Minggu, 11 November 2018

IQRO


“Eh bapak-bapak, tadi subuh saya lihat mbah Qodim sudah subuhan di mushola” ucap pak RT kepada warga di warung mak Narti.

“Wah berarti mbah Qodim sudah kembali dari safarnya” jawab pak RT.

Tiba-tiba mak Narti teriak histeris “Panjang umuuuuuurrr, itu mbah Qodim!!!” sembari menunjuk sosok tua berjalan santai menuju warung.

Semua warga berteriak semangat “Assalaamu’alaikum mbaaaaaahhhhhh!!!”

Mbah Qodim tersenyum “Wa’alaikumussalaam wa Rohmatullahi wa Barokatuh, hehehe, bapak-bapak sekalian kok sepertinya berlebihan nih?”

Pak RW “Kangen mbaaaaah, banyak kejadian yang perlu kami cerna tetapi mbah malah lama menghilang”.

Mbah Qodim menunduk menyimpan rapat-rapat mimpinya …. Bagaimana selendang berwarna hitam bertuliskan kalimat Tauhid melingkar di lehernya dan berkibar mengikuti lekuk tubuh rentanya “Yaa bapak-bapak, terkadang waktu memiliki tarian tersendiri memainkan irama khasnya”.

Pak RT “Gini mbah, walau sudah lewat dan sudah dianggap reda, kami dari kemarin berselisih faham tentang kejadian menyedihkan, tragedi pembakaran …. Eeeemmm … ada yang bilang itu bendera Tauhid … ada yang bilang itu bendera organisasi terlarang …. Ada yang berpendapat itukan hanya tulisan yang penting maknanya tidak mungkin terbakar … ada pula yang berpendapat itu merupakan penghinaan terhadab simbol-simbol kesucian dan keagungan”.

Mbah Qodim sempat memejamkan matanya berkali-kali, berusaha menahan gejolak hatinya “Enggeh bapak-bapak, akan selalu ada 2 sisi pelengkap dunia, kanan-kiri, siang malam atau halus dan kasar … kita sudah masuk dalam pengayakan hisab dunia, dimanakah seharusnya kita berada … bersatu dalam kelompok-kelompok yang sudah ditaqdirkan oleh Allah SWT”.

Pak RW “Menurut mbah bagaimana?”

Mbah Qodim “Ikuti Al Quran dan Al Hadist bapak-bapak”.

Pak RT “Jadi bagaimana mbah tragedi tersebut kira-kira… benar atau tidak?”

Mbah Qodim “Walau benda tersebut dianggap sebagai sebuah tulisan, namun ingatlah bapak-bapak sekalian, apa makna dan arti dari tulisan itu, karena tulisan itu bisa mewakili wujud nyata atau sesungguhnya… mbah gambarkan … saat kita ujian maka tulisan pada lembar jawaban yang akan kita kumpulkan akan mewakili kemampuan akal dan fikiran kita …. Saat tulisan tilang tertulis pada sebuah lembar kertas maka itu mewakili wujud kendaraan yang disita, saat tulisan sebuah nama di coret atau dimusnakan … maka bisa saja itu mewakili terbuang/matinya sebuah insan …. Dan masih banyak lagi gambaran lainnya”.

Pak RW “Tetapi maknanya kan tidak akan bisa terbakar mbah?”

Mbah Qodim “Yaa, memang demikian, namun membakar sebuah tulisan adalah symbol upaya penentangan dari makna tulisan tersebut dan merupakan sebuah perbuatan perampasan haq, mbah contohkan, apabila karya cipta puisi yang pak RW buat, di bakar oleh seseorang maka perbuatan tersebut sama saja sudah menghina buah karya jiwa pak RW”.

Pak RW “Tapi kemampuan jiwa saya kan gak kebakar mbah!”

Mbah Qodim “Benar, namun perbuatan itu adalah anak tangga menuju terputusnya mata rantai ilmu pak RW yang tidak sampai kepada calon-calon pembaca buah karya pak RW, renungkanlah QS Al Baqoroh ayat 30 …. Yaitu sebab utama musnahnya generasi kholifah sebelum manusia …. Yaah sebelum Nabi Adam AS …. Semua karena kekholifahan sebelum manusia penyebabnya adalah tidak ada TULISAN … hal itulah yang mempercepat musnahnya sebuah generasi …. Maka Allah SWT menurunkan Firman pertama yang berbunyi IQRO (bacalah) …. Apa yang harus dibaca …. Bukankah saat itu Malaikat Jibril sedang tidak sedang membawa tulisan …. Inilah ke Maha Besaran Allah Azizul Jabbar … akan selalu beberapa langkah di depan kejaran kejeniusan akal fikiran manusia …. Renungkan … apabila tiada wakil KALAM ILAHI yang berupa tulisan … maka musnahlah peradapan generasi manusia saat ini …. Menyentuh KALAM/FIRMAN Allah kita semua sangat membutuhkan tulisan … sehingga bisa membedakan ta dengan tha, mengetahui bedanya alif dengan ain, syin dengan shad …tahu apakah itu mim mati atau nun mati bertemu BA (iqlab) walau keduanya akan berbunyi sama ….dan masih banyak contoh lainnya…. maka dari tulisan… kita akan tahu dan merasakan sebuah Mukjizat ataukah hanya sebuah bacaan biasa yang tidak memiliki arti”

Pak RT “Lalu mbah, kalau perbuatan itu maksudnya bukan ke arah yang mbah ucapkan bagaimana?”

Mbah Qodim “ Hmmmm manusia sudah lazim cenderung berbuat dan berusaha untuk melakukan PEMBENARAN namun terkadang tidak mewakili kebenaran …. Hati yang sudah tertimbun banyak debu-debu dosa dan khilaf … akan selalu tersesat dalam bertindak dan berbuat …  jalan satu-satunya yang paling tepat adalah memperbanyak mohon ampun kepada Allah SWT … agar terhindar dari siasat dan tipu daya Dajjal dan pengikutnya, ingatlah …. Tanda-tanda hari akhir yaitu diangkatnya Al Quran dari dunia … ini berlaku juga pada yang berupa tulisan, sehingga putusnya mata rantai GENERASI IMAN … karena Al Quran  di Surat Al Isra ayat 45 tidak langgeng terwariskan di hati dan fikiran generasi penerus karena sudah terangkat kembali ke Arsy Nya”.

“Ajari kami makna Iqro atau membaca tersebut mbah!!” Pak RW berucap lirih

Mbah Qodim memandang wajah warga yang senantiasa berada di dekatnya “Iqro … asal kata qoro’a … yang dapat kita artikan : membaca, meneliti, menganalisa, merenungkan dan lain-lain … Iqro bismi Robbikalladzi kholaq … bacalah … telitilah … analisalah atau renungkanlah dalam kolidor Dzat Allah Sang Maha Pencipta …. Maka hati kita akan jernih membaca situasi saat ini …. Akan berhati-hati karena teliti menganalisa … lalu buah renungan akan menyibak apa-apa yang selanjutnya akan terjadi di kemudian hari…”

Pak RW berdiri seraya menajamkan matanya “Berarti kalau membakar sebuah tulisan yang memiliki makna … itu sama saja sedang menutupi sebuah keadaan agar lengah karena ketelitian hilang dan mengakibatkan mala petaka karena tidak adanya analisa …. Yaaa Allah …. Terakhir ditutup oleh penyesalan yang tiada guna karena semua luput dari renungan mbah?”

Mbah Qodim berdiri lalu meninggalkan warga yang ada di warung mak Narti “Putuskan dimana harusnya kita berada saat kita di ayak saat ini bapak-bapak sekalian, ini adalah mukoddimah sebelum kita dedar makna Laa Ilaaha Illallah .. Muhammadarrasulullah …. Yang selanjutnya dibubuhi KATA persaksian diri … Asyhadu ….”