Ada empat macam manusia.
Pertama, mereka yang tidak mempunyai lidah dan hati.
Mereka ini adalah orang-orang bertarap bebas, berotak tumpul dan berjiwa kerdil, yang tidak mau mengingat Allah dan tidak memiliki kebaikan.
Mereka ini bagaikan molekul yang ringan kecuali bila mereka itu dikaruniai kasih sayang-Nya, hati mereka dibimbing supaya beriman dan anggota-anggota tubuh mereka digerakkan supaya patuh kepada Allah.
Berhati-hatilah, agar jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan mereka. Janganlah kita melayani mereka dan jangan pula kita bergaul dengan mereka. Merekalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah dan penghuni neraka.
Kita memohon kepada Allah supaya melindungi kita dari pengaruh mereka. Sebaliknya, hendaklah kita berupaya menjadikan diri kita sebagai orang yang dilengkapi dengan ilmu ke-Tuhan-an, guru yang mengajarkan kebaikan, pembimbing manusia dalam agama Allah dan pemimpin serta pengajak manusia kepada jalan Allah.
Berhati-hatilah jika kita hendak mempengaruhi mereka supaya mereka patuh kepada Allah SWT dan memberikan peringatan kepada mereka tentang apa-apa yang memusuhi Allah SWT. Jika kita berjuang di jalan Allah SWT untuk mengajak mereka menuju Allah SWT, maka kita akan menjadi seorang pejuang dan pahlawan di jalan Allah SWT, dan kita akan diberi pahala seperti yang diberikan kepada para Nabi dan para Rasul. (Aamiin)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Sayyidina Ali, “Jika Allah membimbing seseorang melalui bimbinganmu yang diberikan kepadanya, maka hal itu adalah lebih baik bagimu dari apa saja yang disinari oleh matahari.”
Kedua, mereka yang mempunyai lidah, tetapi tidak mempunyai hati.
Mereka pandai berbicara, tetapi tidak melakukan apa yang mereka bicarakan. Mereka mengajak manusia untuk menuju Allah, tetapi mereka sendiri lari dari Allah. Mereka membenci maksiat yang dilakukan oleh orang lain, tetapi mereka sendiri bergelimang di dalam maksiat itu. Mereka menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka itu saleh, tetapi sebenarnya mereka sendiri melakukan dosa-dosa besar.
Bila mereka sedang menyendiri, maka mereka bersikap seperti harimau yang berpakaian. Inilah orang-orang yang seperti disabdakan oleh Nabi SAW, “Orang yang paling ditakuti di kalangan umatku dan akupun menakutinya adalah orang alim yang jahat.”
Kita berlindung kepada Allah dari orang alim seperti itu. Oleh karena itu, larilah dan jauhilah orang-orang seperti itu. Jika tidak, maka kita akan terpengaruh oleh kata-kata manisnya yang muluk itu, api dosanya itu akan membakar kita dan kekotoran hatinya akan membunuh kita.
Ketiga, mereka yang mempunyai hati, tetapi tidak mempunyai lidah,
Dia adalah orang yang beriman. Allah telah menutup mereka dari mahluk-Nya, menggantungkan tabir-Nya di sekeliling mereka dan memberikan kesadaran kepada mereka tentang cacad-cidera diri mereka. Allah menyinari hati mereka dan menyadarkan mereka akan kejahatan yang timbul akibat bercampur dengan orang banyak serta kejahatan akibat banyak berbicara. Mereka mengetahui bahwa keselamatan itu terletak dalam ‘diam’ dan berkhalwat (menyendiri).
Nabi pernah bersabda, “Barangsiapa ‘diam’, maka ia akan mencapai keselamatan.” Sabdanya pula, “Sesungguhnya berkhidmat kepada Allah itu terdiri atas sepuluh macam, sembilan di antaranya adalah terletak dalam ‘diam’.
Oleh karena itu, mereka yang termasuk dalam golongan ini adalah wali Allah yang secara tersembunyi. Mereka akan diberi perlindungan dan keselamatan. Mereka adalah orang-orang yang bijaksana dan rekan Allah. Mereka akan diberkati dengan keridhaan-Nya dan segala yang baik akan diberikan kepada mereka. Maka, hendaklah kita berteman dan bergaul dengan orang-orang ini serta berikanlah pertolongan kepada mereka. Jika kita berbuat demikian, maka kita akan dikasihi oleh Allah, kita akan dipilih oleh-Nya dan akan dimasukkan ke dalam golongan mereka yang menjadi wali Allah dan hamba-hamba-Nya yang saleh. (Aamiin)
Keempat, mereka yang diajak ke dunia tidak nyata dan diberi pakaian kemuliaan, seperti dalam sabda Nabi, “Barangsiapa menuntut ilmu lalu ia mengamalkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, maka ia akan dibawa ke alam ghaib dan dimuliakan.”
Orang-orang yang termasuk dalam golongan ini mempunyai ilmu-ilmu ke-Tuhan-an dan tanda-tanda Allah. Hati mereka akan menjadi gedung ilmu Allah yang sangat agung dan Allah akan memberinya rahasia-rahasia yang tidak diberikan kepada orang lain. Allah telah memilih mereka dan membawa mereka dekat kepada-Nya. Allah akan membimbing mereka dan membawa mereka ke sisi-Nya. Hati mereka akan dibuka untuk menerima rahasia-rahasia dan ilmu-ilmu yang tinggi ini. Allah akan menjadikan mereka sebagai pelaku perbuatan-Nya, pengajak manusia ke jalan Allah dan pelarang mereka untuk berbuat dosa dan maksiat. Mereka menjadi ‘orang-orang’ Allah. Mereka mendapatkan bimbingan yang benar. Mereka dapat memberikan pertolongan kepada orang-orang yang menuju jalan Allah. Mereka menjadi orang-orang yang benar dan mengesahkan kebenaran orang lain. Mereka diibaratkan sebagai pantulan sinar para Nabi dan Rasul Allah. Mareka senantiasa mendapat taufiq dan hidayah dari Allah Yang Maha Agung.
Orang yang termasuk dalam golongan ini berada dalam peringkat terakhir atau puncak kemanusiaan yang tidak ada kedudukan lain di atasnya, kecuali ke-Nabi-an. Oleh karena itu, berhati-hatilah, agar tidak sampai kita memusuhi dan menentang orang-orang seperti ini. Dengarkanlah dan perhatikanlah pembicaraan dan nasehat mereka. Karena, keselamatan itu berada dalam memperhatikan pembicaraan mereka dan berdampingan dengan mereka. Sebaliknya, kebinasaan dan kerusakan akan datang jika berjauhan dengan mereka, kecuali bagi mereka yang diberi kekuasaan dan pertolongan oleh Allah untuk menerima hak dan ampunan.
Demikianlah, menurut hemat kami jenis manusia atas empat golongan. Sekarang, terserah kepada sahabat semua untuk mengintrospeksi diri sendiri, jika memang sahabat semua berpikir. Insyaa Allah selamatkanlah diri sahabat semua, jika memang sahabat semua menginginkan keselematan. Mudah-mudahan Allah mebimbing kita dalam menuju kesenangan dan keridhaan-Nya di dunia ini dan di akhirat kelak. (Aamiin)
KETENANGAN CAKRA JIWA – SYAJARATUL YAQIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar