Selasa, 21 Juni 2016

KENAPA DI BULAN ROMADHON MASIH ADA MAKSIAT


“Mbah Qodiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiim” Teriak Pak RW dan Pak RT berbarengan sembari berlarian kecil mengejar sosok lelaki tua yang selalu bersahaja, di belakangnya 5 warga ikut berlarian kecil mengejar mbah Qodim yang sedang berjalan menuju Musholla kecil di Desa Suka Damai. Sembari tersenyum mbah Qodim memperlambat langkahnya. Setelah mereka semua sejajar, Pak RT pun mengucapkan salam dan dijawab lembut oleh mbah Qodim. Sudah bisa ditebak, tak lama pak RW mengajukan pertanyaan sambil cengengesan “Mbah, kami ada uneg-uneng nih, tolong pencerahannya” Mbah Qodim “Monggo pak RW”. Pak RW “Gini mbah, berdasarkan hadist nih Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079) dan “Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079) lalu kenapa masih banyak manusia berbuat maksiat dan kejahatan mbah? Sebagai orang awam kami kadang-kadang bingung mbah menjawab pertanyaan kawan-kawan, hadis tersebut shoheh dan diyakini kebenarannya namun realita benerjuga di bulan suci ini masih banyak yang melakukan kemaksiatan.” Mbah Qodim melirik orang-orang yang berjalan mengiringinya sambil tersenyum “Pak RT kenal sama si Paijo yang rumahnya di perempatan depan itu pak?” Pak RW “Ohhh yang suka minum susu genderuwo (TUAK) itu yah bah?”

Mbah Qodim “Iya pak RW”

Pak RW “Lalu kenapa mbah?” Mbah Qodim “Setahu saya dulu dia bukan peminum pak RW”. Pak RW “Iya mbah , dia tuh ketularan si Jono yang saat ini di sel di LP, mbah.” Mbah Qodim berhenti, lalu memandangi semuanya “Itu dia, takkala si Paijo berteman dengan Jono setiap hari ia dihidangkan Tuak, karena sudah terbiasa itulah jadinya kecanduan, lalu saat Jono ditangkap aparat lalu di penjara, si Paijo tanpa Jonopun tetap meminum-minuman susu genderuwo tersebut, Artinya Bulan Suci Rumodhon ini hanya sebulan saja di belenggunya syetan, pak, 11 bulan lainnya ia mencari teman, nah pas syetan di penjara sekalipun yang menjadi teman-temannya syetan itu akan terlihat jiwa dan hatinya walau tanpa ditemani oleh syetan, bahkan bibir mereka selalu mengutuk dan menyatakan bahwa syetan adalah musuh mereka, namun di dalam hati hakekatnya mereka adalah teman sejati syetan pak”. Pak RT “Jadi manusia yang melakukan maksiat di bulan romadhon ini sesungguhnya tergerak berbuat demikian tanpa godaan syetan mbah?” Mbah Qodim kembali melanjutkan perjalanan “Siapapun yang berteman baik sama pak Polisi, Pak Tentara, Pak Lurah, Pak RT hehhee mereka akan dikatakan teman Pak Polisi, teman pak Tentara, teman pak Lurah atau pak RT, walau hanya teman, mereka akan fasih mengikuti prilaku siapa yang dijadikan temannya itu, nah bertepatan dengan bulan suci inilah Allah SWT ingin memberi dinding atau hijab kepada Hamba Nya yang benar-benar ingin berubah, maka istilahnya di bulan ini ada puasa ular dan puasa ulat.” Pak RW “Apa itu mbah maksudnya?” Mbah Qodim “Puasa ular itu artinya ada saatnya ularharus ganti kulit, dia harus berdiam diri seperti puasa, namun setelah ganti kulit ternyata ia kembali lagi menjadi ular, contoh si Paijo, bulan ini ia berpuasa, lalu saat Jono keluar dari penjara pasti dia akan menemui Paijo lagi dan mengajak untuk minum susu genderuwo, bila Paijo melaksanakan puasa ular yaah dia akan menjadi teman sejatinya Jono lagi pak. Lain halnya bila Paijo puasa ulat, dari ulat dia puasa menjadi kepompong lalu berubah menjadi kupu-kupu, ia terbang meninggalkan masa dimana ia menjadi ulat, ia lulus saat puasa satu bulan ini menjadi pribadi yang baru, walau Jono kembali merayunya maka Paijo sudah memiliki sayap untuk terbang meninggalkannya.” Pak RT “Berarti kita harus benar-benar puasa yaa mbah? bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja?” Mbah Qodim “In Syaa Allah demikian pak RT, bila kita benar-benar Puasa dengan sebenar-benarnya dan lulus maka kita akan bertemu Idul Fitri, Idul itu kembali, Fitri itu dari kata Fatir (permulaaan) atau Futuro atau Fitroh, tutup buku yang lalu tuliskan pada lembaran yang baru, itu mengapa Allah SWT memberikan Hari Raya Kemenangan yang bernama Idul Fitri, kembali seperti bayi kembali atau membuka lembaran baru, ayoo kita sudah sampai Musholla, kita persiapkan untuk Azan Magrib.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar