Kamis, 30 November 2017

KISAH LIDAH DI TERPOTONG KARENA MEMUJI NABI


Dahulu di masa seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah SAW., beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah SAW. dan membaca qasidah di makam beliau dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah, orang itu menemui Syaikh Farazdaq dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya. Beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Farazdaq dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan ku bawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”

Maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”

Maka Syaikh Farazdaq pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk Sayyidina Muhammad SAW. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa: “Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji Nabi-Mu. Namun jika Engkau dan Nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”

Beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi jumpa dengan Rasulullah SAW. yang berkata:
“Aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”
Lalu Rasulullah SAW. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula. Ketika Syaikh Farazdaq terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti semula, maka beliaupun bertambah dahsyat memuji Rasulullah SAW.

Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah SAW. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah SAW. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.
Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau dipotong.

Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas, maka anak muda itu berkata: “Engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah merubahnya menjadi seekor kera.”

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:
فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف
“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166)
Kemudian anak muda itu berkata: “Jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Farazdaq berdoa: “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”. Dan seketika itu pun Allah SWT. mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah SWT. mencintai orang-orang yang suka memuji Nabi Muhammad SAW. Karena pujian kepada Nabi Muhammad SAW. disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada Nabi Muhammad SAW. berarti pula banyak mencintai beliau.

Kamis, 16 November 2017

TIDAK ADA PERSELISIHAN BILA ITU UNTUK KEBAIKAN

Suatu hari Umar Bin Khattab Alfaruq mengadu kepada Rasulullah SAW akan sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq yang mengganggu pikirannya.

Umar berkata: "Wahai Rasulullah, ijinkan aku mengungkapkan keresahan hatiku akan apa yang telah Abu Bakar lakukan terhadap diriku."

Dengan lembut Rasulullah menjawab: "Damaikan hatimu sahabatku, lalu teruskan maksud hatimu".

Setelah tenang, Umar kembali berkata: "Suatu waktu, Abu Bakar bertemu dengan ku, akan tetapi dia tidak langsung memberi salam kepadaku, dia menunggu aku yg terlebih dahulu mengucapkan salam kepadanya. Aku tidak tahu apa salahku padanya."

Rasulullah SAW tidak ingin masalah ini mengganggu persahabatan diantara kedua sahabat yang sangat dicintainya ini. Maka Rasulullah pun meminta Abu Bakar dihadapkan bersama agar dapat menjelaskan perihal yang sebenarnya.

Dan ketika Abu bakar hadir ditempat, maka Rasulullah pun bertanya kepada dirinya akan prasangka kerenggangannya dengan Umar.

Maka Abu bakar pun menjawab dengan jawaban santun penuh kasih sayang yang membuat tangis seisi ruangan. Katanya: "Wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Engkau bersabda: "Bahwasanya orang yg lebih dahulu mengucapkan salam kepada saudaranya, maka Allah akan membangunkan untuknya satu istana di dalam syurga".

"Maka aku ingin istana tersebut menjadi miliknya Umar Bin Khattab sahabatku tercinta"

Maka Umar pun menangis mendengar jawabannya dan memeluk erat sahabat mulianya itu.

Yaa Allah berikanlah kepada kami sahabat seperti mereka wahai dzat yang maha mulia. Aamiin

Al-Hasan al-Bashri:
"Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki Syafa’at pada hari kiamat nanti."

Abul Hasan as-Sadzili:
"Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah."

Catatan ini kupersembahkan utk sahabat-sahabatku yang tak pernah lelah menebarkan kebaikan dan kedamaian walau dihantam kerasnya ombak cemoohan disana-sini.

Semoga kita bisa menjadi sahabat yang Saling Asih, Saling Asah dan Saling Asuh, yang nanti saling  berjumpa di jannatun-naim.

Semoga menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Robbana Taqobbal Minna
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami)

Sabtu, 04 November 2017

KATA MUTIARA DAN HIKMAH 'BERSYUKUR'


KETIKA ALLAH SWT MENGABULKAN PERMOHONAN KITA
BERSYUKURLAH
KARENA ALLAH SEDANG MENGABULKAN
KEINGINAN KITA


KETIKA ALLAH BELUM MENGABULKAN PERMOHONAN KITA
TETAP BERSYUKURLAH
KARENA ALLAH SEDANG DALAM KEINGINAN NYA

Selasa, 03 Oktober 2017

KATA MUTIARA DAN HIKMAH 'CINTA'


Tuntutan kehidupan akan merubah manusia menjadi berhati BAJA
dan
CINTA akan mengembalikannya menjadi lembut kembali

KATA MUTIARA DAN HIKMAH 'MATAHARI'


Rata-rata Manusia berkata dengan lantang AKU BUTUH MATAHARI
namun
Justru mereka sering menunjukan keluhan saat matahari menemani mereka

Minggu, 24 September 2017

KISAH PENGEMIS YANG MENJUAL BAJU RASULULLAH SAW


Suatu hari ada seorang pengemis mengetuk pintu rumah Rasulullah Saw.

Pengemis itu berkata: "Saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullah."

Rasulullah bersabda: "Wahai Aisyah berikan baju itu kepada pengemis itu".

Sayyidah Aisyah pun akhirnya melaksanakan perintah Nabi.

Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau dan langsung pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar: "Siapa yang mau membeli baju Rasulullah? ".

Maka dengan cepat berkumpullah orang-orang dan semua ingin membelinya.

Ada seorang yang buta mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta dan ia berkata kepada budaknya: "Jika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka!". Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju itu pada tuannya yang buta tadi.

Alangkah gembiranya si buta tersebut, dengan memegang baju Rasulullah yang didapat, orang buta tersebut kemudian berdoa dan berkata: "Yaa Rabb dengan hak Rasulullah dan berkat baju yang suci ini maka kembalikanlah pandanganku".

Maa Syaa Allah...dengan izin Allah, spontan orang tersebut dapat melihat kembali.

Keesokan harinya, iapun pergi menghadap Rasulullah dengan penuh gembira dan berkata: "Wahai Rasulullah... pandanganku sudah kembali dan aku kembalikan baju anda sebagai hadiah dariku".

Sebelumnya orang itu menceritakan kejadiannya sehingga Rasulullah pun tertawa hingga tampak gigi gerahamnya.

Kemudian Rasulullah bersabda kepada Sayyidah Aisyah: "Perhatikanlah baju itu wahai Aisyah, dengan berkahNya, ia telah mengkayakan orang yang miskin,
Menyembuhkan yang buta, Memerdekakan budak dan kembali lagi kepada kita."

Subhanallah...

Al-Imam as-Suyuti menyebutkan dalam salah satu kitabnya bahwa pahala shadaqah itu ada 5 macam:

أَنَّ ثَوَابَ الصَّدَقَةِ خَمْسَةُ أَنْوَاعٍ : وَاحِدَةٌ بِعَشْرَةٍ وَهِيَ عَلَى صَحِيْحِ الْجِسْمِ ، وَوَاحِدَةٌ بِتِسْعِيْنَ وَهِيَ عَلَى الْأَعْمَى وَالْمُبْتَلَى ، وَوَاحِدَةٌ بِتِسْعِمِائَةٍ وَهِيَ عَلَى ذِي قَرَابَةٍ مُحْتَاجٍ ، وَوَاحِدَةٌ بِمِائَةِ أَلْفٍ وَهِيَ عَلَى الْأَبَوَيْنِ ، وَوَاحِدَةٌ بِتِسْعِمِائَةِ أَلْفٍ وَهِيَ عَلَى عَالِمٍ أَوْ فَقِيْهٍ اهـ
(كتاب بغية المسترشدين)

Sesungguhnya pahala bersedekah itu ada lima kategori :

1) Satu dibalas sepuluh (1:10) yaitu bersedekah kepada orang yang sehat jasmani.

2) Satu dibalas sembilan puluh (1:90) yaitu bersedekah terhadap orang buta, orang cacat atau tertimpa musibah, termasuk anak yatim dan piatu.

3) Satu dibalas sembilan ratus (1:900) yaitu bersedekah kepada kerabat yang sangat membutuhkan.

4) Satu dibalas seratus ribu (1: 100.000) yaitu sedekah kepada kedua orangtua.

5) Satu dibalas sembilan ratus ribu (1 : 900.000) yaitu bersedekah kepada orang yg alim atau ahli fiqih.

[Kitab Bughyatul Musytarsyidin].

Selasa, 19 September 2017

KISAH SEORANG ISTRI YANG INGIN BEKERJA


Istri : "Mamas, adik ingin sekali bekerja!”

Suami : “Jangan, adik di rumah saja. Istri itu lebih utama berada di rumah”

Istri : “Itu, tetangga kita, beliau perempuan, tetapi punya pekerjaan!”

Suami :“Hehe …, sayang... beliau itu seorang guru, beliau dibutuhkan banyak orang, yang membutuhkan adik sayang tidak banyak hanya mamas dan anak kita, di rumah saja, ya sayang.”

Istri : “Itu…, tetangga kita yang satunya lagi, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, adik lihat beliau kerja bukan seorang guru, tidak dibutuhkan banyak orang.”

Suami : “Nanti, tunggu mamas meninggal dunia, yah.”

Istri : “Apa-apaan sih, kok mamas berkata demikian?”

Suami :“Beliau itu janda, sayaaaang, suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu, makanya beliau bekerja.”

Istri : “Tapi kebutuhan kita makin banyak, mas”

Suami : “Bukankah mamas masih bekerja, mamas masih sehat, masih kuat, Mamas akan tetap berusaha, In Syaa Allah.”

Istri : “Iya, adik tahu. Tapi penghasilan mamas untuk saat ini tidaklah cukup.”

Suami : “Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih, mengapa mamas bilang begitu? Karena Allah SWT masih memberikan kita kecukupan, lagi pula, kalau adik bekerja siapa yang akan jaga anak kita?”

Istri : “Kan ada Ibu, pasti beliau tidak akan keberatan, malah mungkin akan sangat senang.”

Suami : “Istri mamas yang mamas cintai, dari dalam perut sampai dengan dilahirkan, dari mamas belum bisa mengerjakan pekerjaan, segalanya menggunakan tenaga Ibu, mamas belum bisa memberikan sesuatu yang sebanding dengan itu semua, sedikit pun belum terbalas jasanya, dan mamas yakin, itu tidak akan pernah bisa, setelah itu semua, apakah sekarang mamas akan menambah beban kembali untuk mengurus anak kita?”

Istri : “Bukankah Ibu mamas itu Ibu adik juga?”

Suami : “Iya, ibu mamas dan ibu adik itu sama, Ibu kita, mereka memang tidak akan pernah merasa keberatan, namun kita ini juga jangan menjadi anak yang tegaan, seolah-olah kita ini tidak punya perasaan.”

Istri : “Jadi, kita harus bagaimana?”

Suami : “Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah SWT. Jangan khawatir! Mintalah kepada-Nya.... Atau begini saja, mamas ada ide! Tetapi mamas mau tanya dahulu.”

Istri : “Apa itu mas?”

Suami : “Apa alasan yang paling mendasar, yang membuat adik ingin bekerja?”

Istri : “Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, mas, adik ingin membantu mamas dalam tambahan penghasilan, intinya untuk kita, keluarga kita.”

Suami : “Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil-kecilan saja di rumah, misalnya buka warung di rumah saja adik yang mengelola, bagaimana? anak tetap terurus, rumah terurus, mamas juga  terlayani, pendapatan menjadi bertambah, In Syaa Allah keren deh?”

Istri : “Suamiku sayang, adik tidak pandai berjualan, adik ini kan dulu pernah menjadi Guru TK, bakat adik di sana jadi harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”

Suami : “Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”

Istri :“Apa?”

Suami : “Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”

Istri :“Iya, mas, adik tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”

Suami : “Kita ini kan partner, sayang, mamas pelaksana ikhtiarnya, adik yang berdoa, In Syaa Allah jika menurut Allah SWT baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”

Istri : “Tapi, mas?!”

Suami : “Mamas tanya lagi…, adik ingin kita hidup kaya, apa berkah?”

Istri :“Adik ingin, kita hidup kaya dan berkah.”

Suami : “Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. In Syaa Allah kaya dan berkah.”

Istri : “Kalau tidak kaya?”

Suami : “Kan masih berkah? dan…, tahu apa yang terjadi jika kita tetap beristiqomah dengan itu?”

Istri : “Apa, Mas?

Suami : “Pilihlah pintu surga yang mana saja yang adik suka, dan adik akan menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
.
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]

KETENANGAN CAKRA JIWA

Senin, 18 September 2017

INGAT KEPADA KEBAIKAN


Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah.

Saat berjalan tanpa tujuan, barulah ia sadar bahwa ia sama sekali tidak membawa uang,  ia merasa sangat lapar, ia tertegun memandang penjual Bakmi.

Penjual bakmi yang melihat anak tersebut berdiri cukup lama di depan warungnya, akhirnya bertanya. "Nak, apakah engkau ingin memesan Bakmi". Anak itupun menjawab "Iya, tetapi aku tidak punya uang,"

"Tidak apa-apa, aku akan memberikan secara gratis". Penjual bakmi pun tersenyum, Anak itupun segera makan, kemudian air matanya mulai berlinang.

Melihat itu sang penjual bakmi bertanya "Ada apa Nak"  Sang anakpun menjawab "Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru aku kenal memberi aku semangkuk Bakmi dengan tanpa upah apa-apa, sedangkan Ibuku telah mengusirku dari rumah, ibu seorang yang baru aku kenal tetapi begitu peduli padaku".

Pemilik warung itu berkata, "Nak, mengapa engkau berpikir seperti itu, renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan engkau begitu terharu, ... Sedangkan ... Ibumu telah menyusui dirimu sejak dirimu bayi, memandikan. memasak, dll setiap hari sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya ...".

 Anak itupun tersentak mendengar tutur kalimat bijak tersebut. "Mengapa untuk semangkuk Bakmi dari orang yang baruku kenal aku begitu berterima kasih, Tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku tidak pernah berterima kasih".

Anak itupun segera bergegas pulang, di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah cemas. Ketika melihat anaknya kembali, kalimat pertama-tama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak.., Cepat masuk, Ibu telah menyiapkan makan malam."

Mendengar suara ibu yang lembut si anak tidak dapat menahan tangisnya dan memeluk ibunya dengan kasih sayang yang selama ini belum pernah ia lakukan.



Kadang satu kesalahan... membuat kita begitu mudah melupakan kebaikan yang telah kita nikmati bertahun-tahun.

Sekali waktu... kita mungkin akan sangat berterima kasih untuk suatu pertolongan kecil yang kita terima.... Namun kita tidak sadar dan melupakan berterima kasih atas kebaikan-kebaikan dari orang-orang yang sangat dekat dengan kita.

Berterimakasihlah kepada : Ayah - Ibu kita, Istri / Suami kita atau sahabat dan orang-orang terdekat kita

Hidup itu indah... bila kita pandai berterima kasih dan bersyukur ... cobalah untuk belajar menerima apa yang ada apa diri kita ...

Ketika GELAP... baru tersadarkan apa arti TERANG.

Ketika KEHILANGAN... baru tersadarkan arti MEMILIKI

Ketika BERPISAH... baru tersadarkan arti KEBERSAMAAN.

Kemarin sudah TIADA... besok belumlah TIBA ... kita hanya punya 1 hari, yaitu HARI ini. jangan jadikan masa lalu sebagai penyesalan ....

Syukuri apa yang telah dimiliki, agar kebahagiaan selalu berada disisi kita

Dalam kehidupan NYATA... terkadang kita suka mempermasalahkan hal yang KECIL... hal yang tidak PENTING... sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yang INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT,  karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak DISENGAJA.

Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING, yang REMEH  dan kerap dipermasalahkan, tetapi yang lebih PENTING dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, tetapi SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup.

Mari belajar MENERIMA kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita, bukankah tak ada yang SEMPURNA di dunia ini ... ?

SEHATI bukan karena MEMBERI tetapi sehati karena saling MEMAHAMI.

BETAH bukan karena MEWAH tetapi betah karena saling MENGALAH

INDAH bukan karena selalu MUDAH tetapi INDAH karena dihadapi bersama setiap KESUSAHAN ...

Minggu, 17 September 2017

HIKMAH KEHIDUPAN 'BERKATA BAIK'

Pada suatu hari seorang anak laki-laki pulang ke rumahnya dan memberikan sepucuk surat tertutup dari Kepala Sekolah kepada  ibunya.

Anak lelaki itu berkata : "Ibu, Kepala Sekolah memberikan surat ini pada aku dan berpesan agar surat ini hanya diberikan pada ibu."

Setelah membaca surat itu, dengan air mata berlinang sang ibu membacakan surat tersebut kepada anaknya sehingga anak itu mendengarnya :  "Anak anda terlalu Jenius, Sekolah ini terlalu sederhana dan tidak cukup guru yang baik untuk melatih dia, ajari dia secara langsung." 

Tahun demi tahun berlalu, ibu itu pun meninggal dunia. Anak laki-laki itu pun tumbuh dan di kemudian hari menjadi orang hebat yang sangat sukses.

Suatu ketika, berpuluh tahun kemudian, orang yang sudah menjadi  tokoh hebat ini secara tidak sengaja menemukan surat yang dulu pernah dikirimkan oleh gurunya di antara tumpukan buku, dia membuka dan membaca isi surat yang sebenarnya tertulis : "Anak anda punya masalah kejiwaan, Maaf anak anda kami keluarkan dan kami tidak mengizinkan lagi dia datang ke sekolah ini selamanya..! " 

Tokoh hebat ini menangis berjam-jam, kemudian dia menulis di buku Hariannya : "Aku, Thomas Alfa Edison adalah anak Gila yang oleh seorang Pahlawan luar biasa, yaitu ibuku, diubahnya menjadi manusia Jenius Sepanjang Abad..!" 

Ya, orang hebat ini adalah THOMAS ALFA EDISON...

Tokoh jenius penemu listrik pertama di dunia. Sekaligus pemegang 1.687 hak paten atas penemuan2nya. Padahal dia hanya bersekolah formal selama kurang dari 2 tahun seumur hidupnya.

Tapi dia bersekolah di UNIVERSITAS KEHIDUPAN ..!

Sampai saat ini, sampai detik ini,  tidak ada satu orang profesor terbaik di dunia ini yang mempu  mengalahkannya dalam rekor penemuan.

Saudaraku..sahabatku.temanku... Perkataan yang buruk itu dapat merusak Moral dan Mental seseorang, Jadi.. Berkata-katalah dengan Perkataan yang baik , yang dapat Memotivasi orang untuk menjadi lebih baik.



“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. An Nisaa: (4) :148)


“(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu” (QS. An Nahl: (16) : 25)

KETENANGAN CAKRA JIWA

Jumat, 11 Agustus 2017

KATA MOTIVASI DAN HIKMAH 'AIB'


"Jika mata dan telinga terlanjur mendengar dan melihat aib orang lain,
maka gunakanlah hati untuk menutup mulut yang biasanya ringan mengabarkannya".


KETENANGAN CAKRA JIWA

Selasa, 08 Agustus 2017

KATA MOTIVASI DAN HIKMAH 'HIJAB'


Ketika wanita memperbaiki akhlaknya maka kasih sayang pria akan semakin membara ....

Ingatlah wahai kaum yang mendapat gelar Perhiasan Dunia ....
LAGIT akan tetap berwarna biru ... walau dengan hijabmu orang-orang tidak mencintai dan mengasihimu ...
Namun jika dirimu tinggalkan hijabmu ... apakah LAGIT masih akan berwarna biru tak kala ALLAH SWT tidak mencintai dan mengasihimu ....

KETENANGAN CAKRA JIWA

Sabtu, 05 Agustus 2017

KATA MOTIVASI DAN HIKMAH 'JODOH'


MENGGAPAI JODOH itu bukan seberapa DEKAT dirimu kepada seseorang ... 
Namun seberapa YAQIN dirimu kepada TUHAN SEMESTA ALAM...


KETENANGAN CAKRA JIWA

Jumat, 04 Agustus 2017

KATA MOTIVASI DAN HIKMAH 'KESEHATAN'


BANYAK SEKALI SAHABAT-SAHABAT KITA YANG TIDAK MEMPERHATIKAN KESEHATAN DEMI MENCARI FINANSIAL ...

DAN BANYAK JUGA SAHABAT-SAHABAT KITA YANG JUSTRU AKHIRNYA AKAN MENGHABISKAN FINANSIAL TERSEBUT DEMI UNTUK MENDAPATKAN KEMBALI KESEHATAN TERSEBUT

Rabu, 02 Agustus 2017

MOTIVASI DAN HIKMAH KETENANGAN JIWA 'CINTA'


Cinta itu bukan turun dari langit ...
Namun ia tumbuh dari dasar hati ...
Pupuklah ia dengan keyakinan ..
Agar berbuah indah lagi mempesona ...

KETENANGAN CAKRA JIWA

Rabu, 12 Juli 2017

AIR MATA RASULULLAHPUN MENGALIR


*Air mata Rasulullah Menetes karena kejadian ini...*

*_MENCURI UANG ANAK SENDIRI_*

Seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW untuk mengadukan ayahnya yang menghabiskan uang miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadanya.

Rasulullah SAW memanggil ayah orang itu ke hadapan beliau. Ketika lelaki tua itu datang dengan tertatih-tatih bersandar pada tongkatnya, Rasulullah SAW bertanya: “Betulkah kamu telah mengambil uang anakmu tanpa izinnya ?”

“Wahai Nabi ALLAH,” lelaki itu menjawab sambil menangis, “ketika aku kuat dan anakku lemah, ketika aku kaya dan dia miskin, aku tidak membelanjakan uangku kecuali untuk memberi makan dia, bahkan terkadang aku membiarkan diriku kelaparan asalkan dia dapat makan."

"Sekarang aku telah tua dan lemah, sementara anakku tumbuh kuat. Aku telah jatuh miskin sementara anakku menjadi kaya. Dia mulai menyembunyikan uangnya dariku"

"Dahulu aku menyediakan makan untuknya tetapi sekarang dia hanya menyiapkan makan untuk dirinya. Aku tak pernah memperlakukan dirinya seperti dia memperlakukan aku."
"Jika aku masih sekuat dulu, aku masih akan merelakan uangku untuk dia.

Mendengar hal ini, air mata Rasulullah SAW jatuh berlinang seperti untaian mutiara menimpa janggutnya yang suci .
“Baiklah,” maka Rasulullah SAW bersabda, “Habiskan seluruh uang anakmu sekehendak hatimu. Wang itu milikmu…”

*Anta wa maaluka li abika ( Al hadits )*.. 
Engkau dan seluruh hartamu adalah kepunyaan kedua orang tua mu..

Sabtu, 17 Juni 2017

MUHASABAH DIRI


Keindahan dan kebahagiaan yang tertuang pada dunia maya ... 
Bisa saja merupakan cover si pemilik akun....
Jalan hidup seseorang berkembang sesuai dengan jalan hidup yang ia lalui..
dan orang lain tidak akan mengetahuinya secara pasti....
jangan pernah membandingkan apa yang tampak di “PERMUKAAN" hidup orang lain
dengan apa yang ada di “BAGIAN TERDALAM" hidup kita.
Kalau kita merasa terpesona saat melihat keindahan dan kebahagiaan orang lain...
segeralah renungkan dalam hati kita ....
mungkin kita belum bersyukur atas diri nikmat Tuhan yang ada pada diri kita ...
Mulailah untuk menyempurnakan rasa syukur atas apa yang kita miliki....
dan tetap yakin akan ketepatan Tuhan dalam memberikan hak kepada masing-masing hamba NYA....
Dahagakan jiwa kita kepada orang-orang yang tepat, yaitu mereka yang berilmu dan mengamalkannya di jalan kebaikan, serta mereka yang berharta dan membelanjakannya di jalan kebaikan.
Niatkan untuk dekat dengan mereka ...
Tinggalkan berbalas status merasa paling benar ...
Tetapi berkobarlah mengeluarkan gagasan-gagasan kebaikan ...
Berkobarlah untuk sebuah karya yang menjadikan orang lain ikut bahagia ...
JANGAN MENJADI HAKIM ATAS PRADUGA DAN NAFSU DIRI KITA SENDIRI
Jauhi membandingkan ujian orang lain serasa lebih ringan daripada ujian yang kita terima..
Hakekat Ujian hanyalah untuk menunjukkan siapa yang KUAT
dan siapa yang LEMAH di mata TUHAN ..
Jika sebuah UJIAN kita rasakan ringan belum tentu bila dirasakan oleh orang lain ...
DEMIKIAN JUGA SEBALIKNYA ...

KETENANGAN CAKRA JIWA

Minggu, 11 Juni 2017

PEMBAGIAN MENDIDIK ANAK MENURUT TAHAPAN USIA


Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra. Merumuskan cara memperlakukan anak:

1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.

2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.

3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.

►ANAK SEBAGAI RAJA (di usia 0-7 tahun)

Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya, misalnya: Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketika kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita – maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.

Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai pungung kita saat kita kelelahan atau sakit.

Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya.

Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.

►ANAK SEBAGAI TAWANAN (diusia 8-14 tahun)

Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk diberikan hak dan kewajiban tertentu.

Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau menghukum dengan hukuman seperlunya) ketika ia telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:

1. Melakukan sholat wajib 5 waktu
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.

Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique (setiap anak itu unik)

►ANAK SEBAGAI SAHABAT (diusia 15-21 tahun)

Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati kehati Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.

Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akan ditayangkan dan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Memberi Ruang Lebih Setelah memasuki usia akil Baligh, anak perlu memiliki ruang agar tidak merasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita.

Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih beratdan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan.

Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola keuangannya sendiri.
Semoga Allah memberikan kita anak-anak yang shaleh dan berbakti.

“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38).

JAUHI KESOMBONGAN


Berhati-hatilah terhadap macam-macam sifat Takabbur (sombong) yang bisa menjerumuskan kita kepada kecelakaan jiwa dan raga kita :

1. Riya'  : Aktivitasnya merasa ingin dilihat org lain

 2. Sum'ah : Aktivitasnya merasa ingin didengar org lain

3. 'Ujub : Merasa bangga dgn kelebihan dirinya dlm hal rupa/ilmu.

4. Fakhr : Merasa bangga dgn kelebihan harta, & tahta yg dimilikinya

5. Ikhtiyal : Merasa ingin tidak tersaingi oleh org lain, dan ingin selalu tampil berbeda

6. Tasahhul : Menganggap enteng org lain/meremehkannya.

7. Ananiyah : Egois/mementingkan diri sendiri.

. 8. Syuhh :  (kikir jiwa) dgn ciri2nya ada 5 :
▪ Selalu mengingat-ingat kelebihan/ kebaikan dirinya
▪ Mudah sekali melupakan kebaikan org lain trhadapnya
▪ Jika ia salah, tdk prnah mau minta maaf
▪ Jika org lain salah, tdk mau memberi maaf
▪ Org harus menuruti keinginannya, tapi dia tidak peduli dgn keinginan org lain.

Mari kita saling berbagi dalam kebaikan

TERKADANG APA YANG KITA RISAUKAN JUSTRU MERUPAKAN JALAN MASUK KEJADIAN YANG AKAN MENIMPA


"Suatu hari, Rasulullah Saw menjenguk seseorang yang sedang sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut.

Beliau berkata, 'Semoga penyakitmu ini menjadi penawar dosamu’.

Orang itu menjawab, 'Tapi ini adalah demam yang mendidih, yang menimpa orang tua yang sudah peot, yang bisa menyeretnya ke lubang kubur’.

Mendengar keluhan orang itu, Rasulullah Saw berkata, ‘Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya’. (HR. Ibnu Majah)

Sungguh indah apa yang dikatakan Rasulullah Saw. Perhatikan pesan-pesan Rasulullah berikut ini :

"Barangsiapa yang ridha, maka keridhaan itu untuknya. Barangsiapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya"  (HR. at-Tirmidzi)

"Salah satu kebahagiaan seseorang adalah keridhaannya menerima keputusan ALLAH." (HR. Ahmad)

Jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia.

Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih.

Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal

Jika kita berpikiran sakit, kita pun menjadi sakit.

Selalu berfikir yang positif dan jangan pernah biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan yang kita jalani.

Jadi ... tetaplah semangat dan jangan pernah menyerah pada keadaan. Tugas kita hanya 2, yaitu : Berdoa dan Berusaha secara optimal. Sedangkan selanjutnya itu kita serahkan kepada  ALLAH SWT.

Nabi SAW bersabda : "Ketika seorang hamba berkata Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah, maka ALLAH berfirman, "Lihatlah (hai para malaikat), orang ini telah menyerahkan urusannya kepadaKu". (HR. Ahmad).

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 22 April 2017

TETAPLAH BERSYUKUR


Saat tangan kita belum bisa meraih langit ...
Saat tangan kita belum bisa memetik bintang-bintang ..
Saat tangan kita belum bisa menggenggam bulan ...

TETAPLAH BERSYUKUR ...

Karena kaki kita masih menempel pada Bumi ...

Jumat, 31 Maret 2017

MENGGALI MAKNA KUN FAYAKUN





Ayat di atas adalah QS Al-Baqarah ayat 117. Artinya kira-kira begini, “Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya, ‘Jadilah!’ maka jadilah ia.”

Frase “kun fayakun” adalah sebuah frase yang sudah sedemikian akrab di telinga kita. Saking akrabnya, sudah jadi klise. Hampir semua orang mengetahui artinya sebagai “Jadi! Maka, jadilah.” Berulang kali saya baca ayat ini sambil berpikir, “Sesederhana itukah?”

Dalam Bahasa Arab, setiap kata kerja dapat dinyatakan dalam bentuk perfect/past, yaitu fi’l madhiy, bentuk imperfect/present-future, yaitu fi’l mudhari’, atau bentuk imperative, yaitu fi’l amr. Kata kerja kun dan yakunu dalam “kun fayakun” berturut-turut mengambil bentuk fi’l amr dan fi’l mudhari’. Dengan begini, pemaknaan yang lebih tepat bukan “Jadi! Maka, terjadilah,” melainkan “Jadi! Maka, terus dan/atau akan terjadilah.”

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa hanya “Kun!”-lah yang perlu Allah firmankan ketika ia ingin menetapkan suatu urusan. Segera setelah (karena di ayat tersebut digunakan fa) Allah berfirman “Kun!” maka urusan yang Dia tetapkan pun terus dan/atau akan terjadi (karena digunakan kata yakunu, bukan sekedar kana). Ini mengindikasikan bahwa satu-satunya sifat dasar tindak penciptaan yang Allah lakukan adalah otomasi. Programkan sekali, seterusnya akan jalan sendiri. Subhanallah.
Allah tidak menggunakan frase “kun fakana” yang bermakna “Jadi! Maka jadilah.” Mengapa? Karena jika disebut “fakana” maka ini menunjukkan bahwa urusan yang Allah tetapkan itu telah rampung terjadi dan tidak sedang berlangsung lagi pada hari ini. Penggunaan “fakana” akan melumpuhkan Al-Quran ketika dihadapkan pada pertanyaan, “Mengapa Allah tidak menciptakan segalanya langsung sempurna?” “Mengapa Allah menciptakan alam semesta secara berangsur-angsur seolah-olah Ia sedang mencoba menyembunyikan eksistensiNya?” “Tuhan macam apa yang mengaku diriNya Mahakuasa namun untuk menciptakan mikroorganisme bersel satu saja butuh waktu jutaan tahun sebagaimana yang kita dapati dari bukti-bukti geologis dan paleontologis?”

Pertanyaan-pertanyaan logis semacam inilah yang gagal dijawab oleh konsepsi “Tuhan omnipotent, omnipresent, dan omniscient.” Untungnya, Al-Quran tidak sepenuhnya sejalan dengan konsep prematur ini. Al-Quran bisa lolos dari jebakan pertanyaan-pertanyaan di atas simply karena Al-Quran mengabarkan kepada kita bahwa sistematika penciptaan oleh Allah adalah “kun fayakun” bukan “kun fakana”.

Dalam frase “kun fayakun” terkandung indikasi kuat bahwa urusan-urusan yang Allah tetapkan itu terus berjalan bahkan jauh setelah Allah tetapkan untuk pertama kalinya. Dalam frase “kun fayakun” terdapat petunjuk kuat tentang adanya otomasi sebagai karakteristik dasar dari segala urusan yang Allah tetapkan. Inilah sebabnya mengapa Allah senantiasa mengarahkan perhatian kita kepada proses terjadinya, dan bukan sekedar adanya, ciptaan-ciptaan sebagai bukti keberadaan diriNya.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Dalam QS Ali ‘Imran ayat 190 di atas, Allah menyebut “penciptaan langit dan bumi” bukan sekedar “langit dan bumi”. Allah menyebut “silih bergantinya malam dan siang” bukan sekedar “malam dan siang”. Mengapa? Karena keberadaan sesuatu saja tidak cukup menjadi bukti keberadaan penciptanya sebagaimana keberadaan genangan air di tengah jalan tidak cukup menjadi bukti bahwa seseorang telah menumpahkannya dengan sengaja di sana. Akan tetapi, proses yang berjalan otomatislah yang menjadi bukti nyata keberadaan pencipta sebagaimana semburan air mancur di tengah taman yang terus memancar secara otomatis merupakan bukti nyata adanya perancang atau pencipta air mancur tersebut meskipun kita tidak harus selalu melihatnya disana.

“Baiklah, jika adanya proses otomatis di alam semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta, maka siapakah yang menciptakan Pencipta?” Pertanyaan ini akan sangat mudah kita jawab seperti ini:
“Allah Sang Pencipta tidak diciptakan oleh siapapun karena Dia tidak berproses. Sebagaimana keberadaan proses otomatis merupakan bukti adanya pencipta, maka ketiadaan proses pun merupakan indikasi ketiadaan pencipta. Allah ada dengan sendirinya tanpa proses. Dia melampaui segala ciptaanNya. Oleh karena itu, Dia tidak tunduk pada hukum-hukum dan logika-logika yang mengikat ciptaanNya. Setiap level eksistensi memiliki hukum-hukumnya masing-masing. Eksistensi di level subatomik tidak akan tunduk pada hukum-hukum mekanika klasik. Eksistensi di level makrokosmik tidak akan tunduk pada hukum-hukum mekanika kuantum. Maka, harusnya bukan hal yang kontradiktif bila Allah tidak tunduk pada kausalitas dan kronologi. Sederhana, bukan?”
“Kun fayakun” bukanlah mantra ajaib yang memberi hak kepada kita untuk memaksa Allah membengkokkan ketetapanNya demi keuntungan kita. “Kun fayakun” adalah manifesto kesempurnaan ketetapan Allah yang menjadi kerangka bagi kita untuk terus berupaya meraih keberuntungan di dunia dan akhirat dengan ikhtiar kita sendiri.

Senin, 27 Februari 2017

WANITA ADALAH MAHLUK MULYA


Wanita Sholihah tidak akan silau akan perhiasan dunia .... karena ia adalah perhiasan yang paling indah