Istri : "Mamas, adik ingin sekali bekerja!”
Suami : “Jangan, adik di rumah saja. Istri itu lebih utama berada di rumah”
Istri : “Itu, tetangga kita, beliau perempuan, tetapi punya pekerjaan!”
Suami :“Hehe …, sayang... beliau itu seorang guru, beliau dibutuhkan banyak orang, yang membutuhkan adik sayang tidak banyak hanya mamas dan anak kita, di rumah saja, ya sayang.”
Istri : “Itu…, tetangga kita yang satunya lagi, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, adik lihat beliau kerja bukan seorang guru, tidak dibutuhkan banyak orang.”
Suami : “Nanti, tunggu mamas meninggal dunia, yah.”
Istri : “Apa-apaan sih, kok mamas berkata demikian?”
Suami :“Beliau itu janda, sayaaaang, suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu, makanya beliau bekerja.”
Istri : “Tapi kebutuhan kita makin banyak, mas”
Suami : “Bukankah mamas masih bekerja, mamas masih sehat, masih kuat, Mamas akan tetap berusaha, In Syaa Allah.”
Istri : “Iya, adik tahu. Tapi penghasilan mamas untuk saat ini tidaklah cukup.”
Suami : “Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih, mengapa mamas bilang begitu? Karena Allah SWT masih memberikan kita kecukupan, lagi pula, kalau adik bekerja siapa yang akan jaga anak kita?”
Istri : “Kan ada Ibu, pasti beliau tidak akan keberatan, malah mungkin akan sangat senang.”
Suami : “Istri mamas yang mamas cintai, dari dalam perut sampai dengan dilahirkan, dari mamas belum bisa mengerjakan pekerjaan, segalanya menggunakan tenaga Ibu, mamas belum bisa memberikan sesuatu yang sebanding dengan itu semua, sedikit pun belum terbalas jasanya, dan mamas yakin, itu tidak akan pernah bisa, setelah itu semua, apakah sekarang mamas akan menambah beban kembali untuk mengurus anak kita?”
Istri : “Bukankah Ibu mamas itu Ibu adik juga?”
Suami : “Iya, ibu mamas dan ibu adik itu sama, Ibu kita, mereka memang tidak akan pernah merasa keberatan, namun kita ini juga jangan menjadi anak yang tegaan, seolah-olah kita ini tidak punya perasaan.”
Istri : “Jadi, kita harus bagaimana?”
Suami : “Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah SWT. Jangan khawatir! Mintalah kepada-Nya.... Atau begini saja, mamas ada ide! Tetapi mamas mau tanya dahulu.”
Istri : “Apa itu mas?”
Suami : “Apa alasan yang paling mendasar, yang membuat adik ingin bekerja?”
Istri : “Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, mas, adik ingin membantu mamas dalam tambahan penghasilan, intinya untuk kita, keluarga kita.”
Suami : “Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil-kecilan saja di rumah, misalnya buka warung di rumah saja adik yang mengelola, bagaimana? anak tetap terurus, rumah terurus, mamas juga terlayani, pendapatan menjadi bertambah, In Syaa Allah keren deh?”
Istri : “Suamiku sayang, adik tidak pandai berjualan, adik ini kan dulu pernah menjadi Guru TK, bakat adik di sana jadi harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
Suami : “Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
Istri :“Apa?”
Suami : “Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
Istri :“Iya, mas, adik tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
Suami : “Kita ini kan partner, sayang, mamas pelaksana ikhtiarnya, adik yang berdoa, In Syaa Allah jika menurut Allah SWT baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
Istri : “Tapi, mas?!”
Suami : “Mamas tanya lagi…, adik ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
Istri :“Adik ingin, kita hidup kaya dan berkah.”
Suami : “Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. In Syaa Allah kaya dan berkah.”
Istri : “Kalau tidak kaya?”
Suami : “Kan masih berkah? dan…, tahu apa yang terjadi jika kita tetap beristiqomah dengan itu?”
Istri : “Apa, Mas?
Suami : “Pilihlah pintu surga yang mana saja yang adik suka, dan adik akan menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
.
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]
KETENANGAN CAKRA JIWA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar