Rabu, 25 Juli 2018

AL ISLAMU DINUL AQL



“Mana mbah Qodim, kok belum muncul-muncul?” Tanya seorang pemuda di warung mak Narti, Pemuda tersebut membawa beberapa kitab, entah apa maksudnya, Pak RT, pak RW dan para warga gemas melihat pemuda tersebut, kepala mereka sesekali dicelingukkan ke arah jalanan, berharap mbah Qodim berjalan melintas seperti biasanya.


“Sabar toh cah bagus, ntar lagi mbah Qodim pasti…. ..Mbaaaaaaaaaaaaahhhh!!!” Mak Narti belum sempat menyelesaikan kalimatnya namun matanya melihat mbah Qodim berjalan dengan tenang, melihat dirinya diteriaki mak Narti Mbah Qodim membalasnya dengan lambaian tangan, itu dilakukan agar mak Narti berhenti berteriak, hemat energi hehhee.


Mak Narti langsung tancap gas menuju belakang warungnya sembari mengeluarkan suara melengking “Pak RW tugas panjenengan sekarang!!!”.


Mbah Qodim masuk ke dalam warung, lalu duduk seperti biasa, warga mulai ngariung, Pemuda yang sedari tadi menunggu segera berpindah tempat duduknya mendekati meja mbah Qodim, buku-bukunya ia pindahkan di meja mbah Qodim, terlihat menumpuk rapi, mbah Qodim hanya melirik buku-buku tersebut lalu bertanya “Ini siapa pak RW ?”


Pak RW “Ini mbah, pemuda ini anak desa sini, tetapi melanjutkan menimba ilmu di luar daerah”


Mbah Qodim mantuk-mantu sambil tersenyum, pemuda itu lalu berucap sopan “Mbah, perkenalkan nama saya Adri, saya warga sini, kebetulan sedang liburan, dan saya banyak mendengar mbah bercerita tentang Ayat-ayat Al Quran secara akal, saya ingin meluruskan mbah, dalil yang agama kita pakai itu kan aqli dan naqli, terkadang ada yang tidak dibisa di jelaskan oleh akal”.


Mbah Qodim memandang sejuk kepada pemuda tersebut, senyumnya mengembang “Benar sekali nak, yang panjenengan katakan itu benar, lalu dimana permasalahannya?”


Adri “Kalau mbah Qodim menjelaskannya selalu masuk akan, Saya takut nanti pas ada ayat yang tidak bisa dijelaskan secara akal, mereka tidak beriman, mbah?”


Mbah Qodim “Yaa yaa, mbah mengerti, anak muda ... Al Islamu addinul aql … Islam itu agama yang masuk akal, agama untuk orang-orang berakal dan yang mau menggunakan akalnya, dengan akal itulah manusia dapat menimbang apakah yang mereka lakukan benar atau salah, baik atau buruk .. itu fungsinya akal, jika kita menjelaskan bentuk Negara ini, maka peta adalah sarana yang masuk akal untuk melihat secara keseluruhannya”.


Adri “Tapi mbah semua tidak bergantung pada akal kan?”


Mbah Qodim “Benar, naqli itu sumber utama untuk akal, adapun ayat-ayat yang tidak masuk akal hakekatnya bukanlah demikian, namun yang benar adalah akal belum bisa menjangkaunya, sebagai contoh … dahulu 1400 tahun yang lalu Ayat-ayat Al Quran sudah menjelaskan tentang tata surya, janin dalam perut, atau akan ditemukannya jasad Firaun yang dapat dijadikan bahan kajian ... dan bayak lagi yang lainnya, mungkin untuk tempo dulu ayat-ayat tersebut belum terjangkau akal dan bukannya tidak masuk akal ….sekarang, dengan tehnologi yang canggih satu persatu ayat-ayat tersebut mulai terjangkau akal, itu mengapa orang-orang yang pintar dari negeri seberang justru masuk ke dalam agama ini karena mereka mulai menggunakan akal mereka menerima sebuah kebenaran”.


Adri “Maksud saya gini mbah, saya contohkan, kita berwudhu, mulai kumur-kumur, basuh muka sampai basuh kaki, terus kita kentut, kan wudhu ulangnya mulai dari kumur-kumur lagi sampai basuh kaki, takutnya ada yang bilang Islam itu agama gak masuk akal, mosok yang kentut itu pantatnya kok yang di basuh mulut, hidung, tangan sampai kaki, tapi gak cebok, lha yang kentut kan pantatnya”.


Mbah Qodim tertawa terbahak-bahak mendengarnya lalu berkata “Ya masuk akal toh anak muda, justru kalau panjenengan jawabnya pakai Naqli dan dia beda keyakinan maka dia gak akan percaya, wong Naqli itu bersumber pada Al Quran dan Al Hadist, jadi wajar jika umatnya mengikuti itu, lha kalau lain keyakinan ya otomatis akan bilang itu gak masuk akal, maka itu fungsinya akallah yang harus menjelaskannya”.


Adri terlihat bingung “Masuk akal gimana mbah? Lha wong jelas memang dalam tata cara berwudhu memang jika kita buang angin kan wudhu lagi, walau g cebok kan g papa”


Mbah Qodim semakin cekakakan “Hahhahahaha anak muda … anak muda …. Panjenengan pernah sakit kepala?


Adri “Pernah, mbah?”


Mbah Qodim “Kalau berobat ke dokter disuntik di bagian mana?”


Adri "Di pantat mbah!”


Mbah Qodim “Wahahahhaha bilang ke dokter tersebut, suntiknya di kepala pak dokter, yang sakit kepalanya wahahahhahahhahaha”


Seisi warung mak Narti ikut tertawa terbahak-bahak, sedangkan Adri hanya garuk-garuk kepala.


Adri “Okelah mbah saya setuju, tetapi saya juga pernah ditanya bahwa Isro wal Mi’roj itu gak masuk akal, perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso lalu ke Sidratul Muntaha …. Nah yang dia tanyakan, luar angkasa itu kan hampa udara, jika kita tidak bernafas 5 menit aja bisa mati, eh ini lewat atsmofir kok santai santai aja, darimana sumber kita bernafas”.


Mbah Qodim menghentikan tawanya mendengar kalimat Rasulullah SAW, di dalam hatinya langsung berucap Allahumma Sholli wa sallim wa Barik alaih, lalu menatap anak muda tersebut, kebetulan saat itu bertepatan kopi mbah Qodim diantar oleh mak Narti, mbah Qodim memandang Mak Narti “Mak, ada lilin tidak di dapur?


Mak Narti “Ada mbah …”.


Mbah Qodim “Tolong bawa kesini”.


Mak Nartipun lalu mengambil lilin tersebut.


Mbah Qodim menghidupkan lilin tersebut lalu berkata “Anak muda, lewatkan jari telunjukmu diatas api lilin ini secara perlahan”.


Walau sedikit bingung Adri mengikutinya … dan saat jari telunjuknya tepat diatas api ia segera tarik tangan tersebut, karena terasa panas api, menyengat jari telunjuknya.


Adri “Panas mbah”.


Mbah Qodim “Sekarang ulangi lagi namun dengan cepat”


Adripun melakukannya, jarinya tidak terasa apa-apa, ia mencobanya sampai berulang kali, lalu bertanya “Maksudnya gimana mbah?”


Mbah Qodim “Saat melintasi ruang hampa, Rasulullah SAW menaiki kendaraan yang bernama Buroqh made in Allah Azizul Jabbar … jadi belum sempat ambekan aja Rasulullah SAW sudah sampai di tujuan , jikalau saat ini, manusia sudah bisa menciptakan pesawat yang kecepatannya bisa melebihi kecepatan cahaya, maka buatan Allah SWT berjuta-juta kali lipat dari itu, jika melintasi ruang hampa udara hanya sekejab kedipan mata, apakah kita akan kehabisan nafas?”


Adri menunduk, masih banyak ilmu yang belum ia dalami, ada niatan dalam hatinya untuk dekat dengan mbah Qodim sehingga bisa mendapatkan banyak hikmah dan kebenaran dari agama yang ia yakini akan membawanya kepada kebahagiaan abadi.


Mbah Qodim “Terjadinya perdebatan itu disaat sebuah persoalan tidak bisa masuk dalam otak mereka, sehingga otak lelah, lalu nafsu lah yang berkuasa memerintah saat itu... setelah ini kita mengaji tentang Surat An Nas, namun sebelumnya mbah ingin melihat apakah akal penjenengan sedoyo sudah di fungsikan untuk menjangkau kebenaran aya-ayat Allah SWT … dalam surat AL Fil disana disebutkan bahwa burung-burung Ababil mengambil kerikil dari neraka lalu dijatuhkan kepada tentara bergajah … yang mbah tanyakan … bagaimana tanggapan akal panjenengan mendengar ayat tersebut, bukankah dunia dan neraka itu merupakan alam yang berbeda … beda dimensi ? lalu kenapa di paruh burung tersebut kerikil neraka tidak membakar burung Ababil... namun membuat keropos tentara bergajah … bagaikan daun yang dimakan ulat … jika Tafakkur panjenengan semua sudah istoqomah dilaksanakan, maka tabir kebenaran Al Quran akan menancap dalam pada Iman panjenengan sedoyo”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar