“Mana
mbah Qodim, kok belum muncul-muncul?” Tanya seorang pemuda di warung mak Narti,
Pemuda tersebut membawa beberapa kitab, entah apa maksudnya, Pak RT, pak RW dan
para warga gemas melihat pemuda tersebut, kepala mereka sesekali dicelingukkan
ke arah jalanan, berharap mbah Qodim berjalan melintas seperti biasanya.
“Sabar
toh cah bagus, ntar lagi mbah Qodim pasti…. ..Mbaaaaaaaaaaaaahhhh!!!” Mak Narti
belum sempat menyelesaikan kalimatnya namun matanya melihat mbah Qodim berjalan
dengan tenang, melihat dirinya diteriaki mak Narti Mbah Qodim membalasnya
dengan lambaian tangan, itu dilakukan agar mak Narti berhenti berteriak, hemat
energi hehhee.
Mak
Narti langsung tancap gas menuju belakang warungnya sembari mengeluarkan suara
melengking “Pak RW tugas panjenengan sekarang!!!”.
Mbah
Qodim masuk ke dalam warung, lalu duduk seperti biasa, warga mulai ngariung,
Pemuda yang sedari tadi menunggu segera berpindah tempat duduknya mendekati
meja mbah Qodim, buku-bukunya ia pindahkan di meja mbah Qodim, terlihat
menumpuk rapi, mbah Qodim hanya melirik buku-buku tersebut lalu bertanya “Ini
siapa pak RW ?”
Pak
RW “Ini mbah, pemuda ini anak desa sini, tetapi melanjutkan menimba ilmu di
luar daerah”
Mbah
Qodim mantuk-mantu sambil tersenyum, pemuda itu lalu berucap sopan “Mbah,
perkenalkan nama saya Adri, saya warga sini, kebetulan sedang liburan, dan saya
banyak mendengar mbah bercerita tentang Ayat-ayat Al Quran secara akal, saya
ingin meluruskan mbah, dalil yang agama kita pakai itu kan aqli dan naqli,
terkadang ada yang tidak dibisa di jelaskan oleh akal”.
Mbah
Qodim memandang sejuk kepada pemuda tersebut, senyumnya mengembang “Benar
sekali nak, yang panjenengan katakan itu benar, lalu dimana permasalahannya?”
Adri
“Kalau mbah Qodim menjelaskannya selalu masuk akan, Saya takut nanti pas ada
ayat yang tidak bisa dijelaskan secara akal, mereka tidak beriman, mbah?”
Mbah
Qodim “Yaa yaa, mbah mengerti, anak muda ... Al Islamu addinul aql … Islam itu
agama yang masuk akal, agama untuk orang-orang berakal dan yang mau menggunakan
akalnya, dengan akal itulah manusia dapat menimbang apakah yang mereka lakukan
benar atau salah, baik atau buruk .. itu fungsinya akal, jika kita menjelaskan
bentuk Negara ini, maka peta adalah sarana yang masuk akal untuk melihat secara
keseluruhannya”.
Adri
“Tapi mbah semua tidak bergantung pada akal kan?”
Mbah
Qodim “Benar, naqli itu sumber utama untuk akal, adapun ayat-ayat yang tidak
masuk akal hakekatnya bukanlah demikian, namun yang benar adalah akal belum
bisa menjangkaunya, sebagai contoh … dahulu 1400 tahun yang lalu Ayat-ayat Al
Quran sudah menjelaskan tentang tata surya, janin dalam perut, atau akan
ditemukannya jasad Firaun yang dapat dijadikan bahan kajian ... dan bayak lagi
yang lainnya, mungkin untuk tempo dulu ayat-ayat tersebut belum terjangkau akal
dan bukannya tidak masuk akal ….sekarang, dengan tehnologi yang canggih satu
persatu ayat-ayat tersebut mulai terjangkau akal, itu mengapa orang-orang yang
pintar dari negeri seberang justru masuk ke dalam agama ini karena mereka mulai
menggunakan akal mereka menerima sebuah kebenaran”.
Adri
“Maksud saya gini mbah, saya contohkan, kita berwudhu, mulai kumur-kumur, basuh
muka sampai basuh kaki, terus kita kentut, kan wudhu ulangnya mulai dari
kumur-kumur lagi sampai basuh kaki, takutnya ada yang bilang Islam itu agama
gak masuk akal, mosok yang kentut itu pantatnya kok yang di basuh mulut,
hidung, tangan sampai kaki, tapi gak cebok, lha yang kentut kan pantatnya”.
Mbah
Qodim tertawa terbahak-bahak mendengarnya lalu berkata “Ya masuk akal toh anak
muda, justru kalau panjenengan jawabnya pakai Naqli dan dia beda keyakinan maka
dia gak akan percaya, wong Naqli itu bersumber pada Al Quran dan Al Hadist,
jadi wajar jika umatnya mengikuti itu, lha kalau lain keyakinan ya otomatis
akan bilang itu gak masuk akal, maka itu fungsinya akallah yang harus
menjelaskannya”.
Adri
terlihat bingung “Masuk akal gimana mbah? Lha wong jelas memang dalam tata cara
berwudhu memang jika kita buang angin kan wudhu lagi, walau g cebok kan g papa”
Mbah
Qodim semakin cekakakan “Hahhahahaha anak muda … anak muda …. Panjenengan
pernah sakit kepala?”
Adri
“Pernah, mbah?”
Mbah
Qodim “Kalau berobat ke dokter disuntik di bagian mana?”
Adri
"Di pantat mbah!”
Mbah
Qodim “Wahahahhaha bilang ke dokter tersebut, suntiknya di kepala pak dokter,
yang sakit kepalanya wahahahhahahhahaha”
Seisi
warung mak Narti ikut tertawa terbahak-bahak, sedangkan Adri hanya garuk-garuk kepala.
Adri
“Okelah mbah saya setuju, tetapi saya juga pernah ditanya bahwa Isro wal Mi’roj
itu gak masuk akal, perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqso lalu ke Sidratul Muntaha …. Nah yang dia tanyakan, luar angkasa itu kan
hampa udara, jika kita tidak bernafas 5 menit aja bisa mati, eh ini lewat
atsmofir kok santai santai aja, darimana sumber kita bernafas”.
Mbah
Qodim menghentikan tawanya mendengar kalimat Rasulullah SAW, di dalam hatinya
langsung berucap Allahumma Sholli wa sallim wa Barik alaih, lalu menatap anak
muda tersebut, kebetulan saat itu bertepatan kopi mbah Qodim diantar oleh mak
Narti, mbah Qodim memandang Mak Narti “Mak, ada lilin tidak di dapur?
Mak
Narti “Ada mbah …”.
Mbah
Qodim “Tolong bawa kesini”.
Mak
Nartipun lalu mengambil lilin tersebut.
Mbah
Qodim menghidupkan lilin tersebut lalu berkata “Anak muda, lewatkan jari
telunjukmu diatas api lilin ini secara perlahan”.
Walau
sedikit bingung Adri mengikutinya … dan saat jari telunjuknya tepat diatas api
ia segera tarik tangan tersebut, karena terasa panas api, menyengat jari
telunjuknya.
Adri
“Panas mbah”.
Mbah
Qodim “Sekarang ulangi lagi namun dengan cepat”
Adripun
melakukannya, jarinya tidak terasa apa-apa, ia mencobanya sampai berulang kali,
lalu bertanya “Maksudnya gimana mbah?”
Mbah
Qodim “Saat melintasi ruang hampa, Rasulullah SAW menaiki kendaraan yang
bernama Buroqh made in Allah Azizul Jabbar … jadi belum sempat ambekan aja
Rasulullah SAW sudah sampai di tujuan , jikalau saat ini, manusia sudah bisa
menciptakan pesawat yang kecepatannya bisa melebihi kecepatan cahaya, maka
buatan Allah SWT berjuta-juta kali lipat dari itu, jika melintasi ruang hampa
udara hanya sekejab kedipan mata, apakah kita akan kehabisan nafas?”
Adri
menunduk, masih banyak ilmu yang belum ia dalami, ada niatan dalam hatinya
untuk dekat dengan mbah Qodim sehingga bisa mendapatkan banyak hikmah dan
kebenaran dari agama yang ia yakini akan membawanya kepada kebahagiaan abadi.
Mbah
Qodim “Terjadinya perdebatan itu disaat sebuah persoalan tidak bisa masuk dalam
otak mereka, sehingga otak lelah, lalu nafsu lah yang berkuasa memerintah saat
itu... setelah ini kita mengaji tentang Surat An Nas, namun sebelumnya mbah
ingin melihat apakah akal penjenengan sedoyo sudah di fungsikan untuk
menjangkau kebenaran aya-ayat Allah SWT … dalam surat AL Fil disana disebutkan
bahwa burung-burung Ababil mengambil kerikil dari neraka lalu dijatuhkan kepada
tentara bergajah … yang mbah tanyakan … bagaimana tanggapan akal panjenengan
mendengar ayat tersebut, bukankah dunia dan neraka itu merupakan alam yang
berbeda … beda dimensi ? lalu kenapa di paruh burung tersebut kerikil neraka
tidak membakar burung Ababil... namun membuat keropos tentara bergajah …
bagaikan daun yang dimakan ulat … jika Tafakkur panjenengan semua sudah
istoqomah dilaksanakan, maka tabir kebenaran Al Quran akan menancap dalam pada
Iman panjenengan sedoyo”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar