Minggu, 28 September 2014

Menggapai titik temu Dzikir dalam jiwa





Puncak Dzikir adalah Ketenangan ...
Puncak Ketenangan adalah Kelembutan Hati ...
Puncak kelembutan Hati adalah Pembukaan Spiritual ...
Puncak Pembukaan Spiritual adalah Pemahaman ...
Puncak Pemahaman adalah Kekuatan ...
Puncak Kekuatan adalah Kesabaran ...
Puncak Kesabaran adalah Kearifan ...
Puncak Kearifan adalah Kepemimpinan ...
Puncak Kepemimpinan adalah Keteladanan moral ...
Puncak Keteladanan moral adalah Penjagaan diri ...
Puncak Penjagaan diri adalah Keimanan Tauhid Sejati ...
Puncak Keimanan Tauhid Sejati adalah Keihsanan ...
Puncak Keihsanan adalah Keselamatan ...
Puncak Keselamatan adalah Kedamaian ...
Puncak Kedamaian adalah Keadilan ...
Puncak Keadilan adalah Kemanusiaan ...
Puncak Kemanusiaan adalah Kembali kepada Pencipta sebelum ajal tiba ...
Puncak Kembali kepada Pencipta adalah Keikhlasan Takwa ...
Puncak Keikhlasan Takwa adalah Kesucian ...
Puncak Kesucian adalah Ketangguhan ...
Puncak Ketangguhan adalah Keruhanian murni ...
Puncak Keruhanian murni adalah Keagungan ...
Puncak Keagungan adalah Cinta Ilahi tanpa syarat ...
Puncak Cinta Ilahi tanpa syarat adalah Kesempurnaan ciptaan ...

Hiduplah dengan Cinta
Bernafaslah dengan Cinta
Hingga Matilah dengan Cinta

" Dan orang-orang yang berjuang untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta (ikut Menemani, Melindungi, Membantu Memudahkan jalan) orang-orang yang berbuat kebajikan. " ( QS. Al-'Ankaabut, 69 )

KETENANGAN CAKRA JIWA

Kamis, 25 September 2014

4 MACAM YAKIN





Penjabaran kalimah Tauhid LAA ILAAHA ILLALLAH selain menjabarkan tentang mengenal diri, adanya empat tingkat ilmu, juga menjabarkan tentang adanya empat tahap keyakinan.

1. Keyakinan dalam ilmu syari'at …duduknya di tubuh, disebut ilmu yakin.
Yaitu : Yakin benar sesuai apa kata Guru dan atau pada apa yang tertulis di kitab-kitab termasuk pada Al-Quran dan Hadits, Ijma dan Qiyas jumhur para 'Ulama.

Orang-orang yang duduk di keyakinan ini disebut muslim karena hanya mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya saja dari apa yang tersurat atau tertulis baik yang ada di kitab termasuk Al-Qur'an dan As-Sunnah maupun dari apa yang disampaikan oleh Guru/Mursyid/Pembimbing.

2. Keyakinan dalam ilmu Tarekat/Thoriqoh .. duduknya di hati, disebut 'Ainul yakin.
Yaitu : Yakin benar sesuai apa kata hati/sanubari.

Orang-orang yang duduk di keyakinan ini disebut Mu'min karena telah mampu berketetapan dengan membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan Hatinya sesuai dari apa yang di sampaikan oleh Guru ataupun dari apa yang tertulis di Kitab-kitab termasuk Al-Qur'an dan Hadits, Ijma dan Qiyas.
Jadilah Orang-orang MU’MIN karena akan banyak mendapat karunia dari Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana firman-Nya.
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu’min bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah." ( Al-Ahzab 47 )
Hadist Qudsi, berkata Abu Hurairah ra. bahwa Rosulillah Sholallohu 'Alaihi wasallam bersabda : Allah berfirman : "Hamba-Ku yang Mukmin adalah lebih Ku cintai daripada setengah para Malaikat-Ku." [HR. Thabrani]

3. Keyakinan dalam Ilmu Hakekat/Hakiqot ..duduknya di Jiwa, disebut Haqqul YAKIN.
Yaitu : Yakin benar sesuai apa kata Jiwa.

Keyakinan pada Jiwa yang dikatakan sebenar-benarnya Guru/Mursyid bahwa Nur Muhammad Rosulillah Sholallohu 'Alaihi Wasallam sebagai pemegang Kunci pintu surga/Miftahul Jannah dan keyakinan pada Nyawa, ini berdasarkan Firman Allah Shubhanahu wata'ala dalam Al-Qur'an.
"Allah mengilhamkan kepada Jiwa/Nyawa itu jalan Kefasikan dan Ketaqwaannya, sesu­ngguhnya beruntunglah orang yang mensucikan Jiwa/Nyawa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."
( SYAMS 8-10 )


4. Keyakinan dalam Ilmu Ma'rifattulloh …duduknya di Rahasia, disebut Kamalul Yakin atau Yakin yang sempurna.
Yaitu : Yakin benar karena Allah semata

Keyakinan pada tingkatan ini hanya dimiliki oleh orang yang bertaqwa dan telah dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata'ala atau biasa disebut sebagai kekasih Allah Subhanahu wata'ala atau Auliya. Keyakinannya berdasarkan atas penyaksian yang terjadi dalam perjalanan Spiritual yang di perjalankan oleh Allah Subhanahu wata'ala sebagaimana firman Allah Subhanahu wata'ala dalam Al-Qur'an.
"Aku tidak menghadirkan mereka ( Iblis dan anak cucunya ) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak pula penciptaan diri mereka sendiri, dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong..." ( Al-Kahfi 51 )
Penyaksian yang terjadi termasuk bertemu dengan Allah SWT sebagaimana yang di isyaratkan dalam Hadist, Rosulillah Sholallohu 'Alaihi wasallam bersabda :
"Seseorang diantara kamu akan bercakap-cakap dengan Tuhannya tanpa ada penterjemah dan dinding yang mendindinginya." ( HR. Bukhori )
"Sesungguhnya ada sebagian ilmu yang diibaratkan permata yang terpendam, tidak dapat mengetahuinya kecuali Ulama Billah. Apabila mereka mengungkapkan ilmu tersebut maka tidak seorangpun yang membantahnya kecuali orang–orang yang tidak paham tentang Allah." ( Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi RA )




Ketenangan Cakra Jiwa
 

Rabu, 24 September 2014

RIDHOILAH CINTA KU YAA ROBB


Alangkah sedihnya perasaan dimabuk cinta, Hatinya berat menahan dahaga rindu
Cinta digenggam walau apapun terjadi…Tatkala terputus, Ia tersambung seperti semula
Lika-liku cinta, terkadang bertemu surga Menikmati pertemuan indah dan abadi
Tapi tak jarang bertemu  neraka Dalam pertarungan yang tiada berpantai

Aku mencintai-Mu dengan dua cinta…Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu, adalah saat Engkau mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat…Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku…Bagi-Mu pujian untuk semua itu

Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam berjumpa dengan-Mu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap..Pintu-pintu istana pun telah rapat

Tuhanku, demikian malam pun berlalu…dan saat siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah…Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia..ataukah Engkau tolak, hingga aku dihimpit duka, Semua demi kemahakuasaan-Mu
Inilah yang akan selalau ku lakukan…  Selama Engkau beri aku kehidupan
Demi Anugerah-Mu, Andai saja Engkau usir aku dari pintu-Mu
Aku tak akan pergi berlalu…Karena cintaku kepada-Mu sepenuh kalbu

Ya Allah, apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada orang-orang yang membenciku…
Dan apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatku.. Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

Aku mengabdi kepada MU bukan karena takut kepada neraka..Bukan pula karena mengharap masuk surga…Tetapi aku mengabdi, Karena cintaku pada-Mu Ya Allah
Jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi padaku

Alangkah buruknya, Orang yang menyembah Allah Lantaran mengharap surga
Dan ingin diselamatkan dari api neraka, Seandainya saja surga dan neraka tak ada
Apakah manusia tidak akan menyembah-Nya?
Aku menyembah Allah Lantaran mengharap ridha-Nya
Nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya…
Sudah cukup menggerakkan hatiku untuk menyembah-Mu

Sulit menjelaskan apa arti hakikat cinta..Ia kerinduan dari gambaran perasaan..
Hanya orang yang merasakannya dan mengetahui…
Bagaimana mungkin kita dapat menggambarkan
Sesuatu yang kita sendiri bagai hilang dari hadapan-Nya, walau ujud kita
Masih ada karena hati kita gembira yang Membuat lidah kita menjadi kelu

Andai cintaku…Di sisi-Mu sesuai dengan apa yang kulihat dalam mimpi
Berarti umurku telah terlewati….Tanpa sedikit pun memberi makna

Tuhan, semua yang aku dengar di alam raya ini, dari ciptaan-Mu
Kicauan burung, desiran dedaunan..Gemericik air pancuran
Senandung burung tekukur..Sepoian angin, gelegar guruh
Dan kilat yang berkejaran

Kini…aku pahami sebagai pertanda atas keagungan-Mu
Sebagai saksi abadi, atas keesaan-Mu..dan sebagai kabar berita bagi manusia
Bahwa tak satu pun ada yang menandingi dan menyekutui-Mu

Bekalku memang masih sedikit sedang aku belum melihat tujuanku..
Apakah aku meratapi nasibku karena bekalku yang masih kurang..
Atau karena jauh di jalan yang ‘kan kutempuh… Apakah Engkau akan membakarku…
wahai Tujuan hidupku..Di mana lagi tumpuan harapanku di hadapan Allah..
Kepada siapa lagi aku mengadu?

Ya Allah…Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau..
Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan adalah untuk berjumpa dengan-Mu..Begitu halnya dengan diriku seperti yang telah Engkau katakan….Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki

Ya Tuhan, hatiku telah hancur..aku merasa penderitaan yang hebat atas segala
yang telah menimpaku..aku akan menghadapi segala penderitaan itu dengan sabar
Namun aku masih bertanya-tanya…dan mencari-cari jawabannya
Apakah Engkau ridha akan aku.. Yaa Allah…
Yaa Tuhan, inilah yang selalu mengganggu langit pikiranku

Ya Allah..Aku berlindung kepada Engkau dari hal-hal yang memalingkan aku dari Engkau…dan dari setiap hambatan yang akan menghalangi Engkau dalam diriku

Ya Ilaahi Rabbi..Malam telah berlalu dan siang datang menghampiri..
Oh andaikan malam selalu datang tentu aku akan bahagia
Demi keagungan-Mu..Walau Engkau tolak aku mengetuk pintu-Mu
Aku akan tetap menanti di depannya karena hatiku telah terpaut pada-Mu

Tuhanku
Tenggelamkan diriku ke dalam lautan
Keikhlasan mencintai-Mu
Hingga tak ada sesuatu yang menyibukkanku
Selain berdzikir kepada-Mu



KASIH SAYANG SEORANG IBU



Di sebuah desa terpencil hidup seorang pemuda miskin dengan ibunya yang lumpuh dan sakit-sakitan….setiap hari sang anak mencari nafkah untuk makan amatlah berat.. belum lagi di tambah dengan beli obat untuk ibunya…jalan 1 tahun akhirnya sang anak merasa sangat berat dan akhirnya berkata kepada ibunya…
Anak : “Ibu… aku sudah amat berat menafkahi hidup kita… aku menyerah ibu…”
Ibu : “Lalu bagaimana nak terbaiknya?
Anak : “Maaf ibu.. terpaksa aku akan membuang ibu ke tengah hutan… selanjutnya nasib ibu aku serahkan kepada Allah SWT… ini sudah puncak dari ketidak berdayaanku bu…”
Ibu : “ Iya sudah nak… besok kita berangkat, ibu mendukung semua keputusan mu…
(Sang anak pun memeluk ibunya sambil menangis) seraya berkata “ibu.. aku sangat menyayangi ibu”

Malamnya mereka mempersiapkan segala keperluan termasuk bekal makan buat sang ibu untuk beberapa hari…. Tanpa di ketahui sang anak… ibu tersebut mengumpulkan sobekan-sobekan kertas yang tidak berguna di dalam saku miliknya…

Esoknya merekapun berangkat.. sang anak menggendong ibunya kemudian memasuki hutan…. Sang anak sengaja mencari jalan yang ia sulit menghafalnya agar tidak akan bisa mengingat jalan lagi untuk mencari ibunya..
Tanpa sepengetahuan sang anak .. ibu tersebut membuang sobekan kertas pada route perjalanan mereka… setelah di rasa cukup jauh maka sang anak meletakan ibunya di tengah hutan… di buatkanya ibunya rumah sederhana… lalu ia pun pamit kepada ibunya…

Anak : “ibu, aku pamit ya bu… jaga diri ibu baik-baik… semoga Allah melindungi ibu“ (sang anakpun menangis sambil memeluk ibunya)….

Sesaat sang anak melihat di sekeliling hutan.. wajahnya terlihat bingung.. ia lupa jalan untuk pulang.. lalu sang ibu berkata “ Nak.. secara diam-diam ibu meninggalkan jejak sobekan ketas pada jalan kita tadi…ikuti jalan yang ada sobekan kertas itu anak ku, niscaya engkau tidak akan tersesat….”

Sang anak bersimpuh di hadapan sang ibu sambil memeluk dan menciumi wajah ibunya…. “Ibu maafkan anak mu… anakmu telah di butakan oleh kemiskinan dunia sehingga tidak bisa melihat kekayaan jiwa…. Ibu adalah harta yang sangat berharga bagi ku.. dalam keadaan seperti ini pun ibu masih mau melindungi aku dari kesesatan…”
di gendongnya kembali sang ibu untuk kembali ke rumahnya.. seraya berdoa
…”YAA ALLAH SWT ENGKAULAH DZAT YANG MENCIPTAKAN KASIH SAYANG SEJATI.. MAKA HIASILAH JIWA KAMI SEMUA DENGAN KASIH SAYANG MU…”