“Mbaaaaaaaaaaah Qodiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiim , siniiiiiiiiiiiiiiii mbaaaaaaaaaaahh”
Lagi-lagi teriakan melengking pak RW dari dalam warung mak Narti, semua yang di dalam warung tampak membenahi posisi duduknya masing-masing, Mak Nartipun segera menyiapkan kopi yang sangat panas agar mbah Qodim berlama-lama di warungnya.
Mbah Qodim dengan sederhana masuk ke dalam warung, bibir tuanya tersenyum memandang orang-orang yang ada di warung tersebut, duduk rapih seolah-olah layaknya siswa siswi yang sedang belajar dalam kelas.
Mbah Qodim : “Ada apa too bapak-bapak sekalian? Seperti nya pada semangat semua hehe”
Pak RT : “ Mbah kami sedang bercerita tentang Joyo Boyo yang dulu meramalkan Indonesia, sebenarnya bagaimana sih ramalan tersebut mbah?”
Mbah Qodim : “ Ealah pak RT, namanya Ramalan itu kalau Bener ya kebenaran, kalau salah yo memang manusia itu tidak ada yang tahu nasib di esok hari kecuali dikehendaki oleh NYA.”
Mak Narti :”Ini mbah kopinya.”
Mbah Qodim :”Terima kasih mak.(sruuupppp suara srusupan kopi kental yang nikmat membuat seisi warung menelan ludah) ” begini bapak-bapak sekalian, Joyo boyo itu kan hidup di Indonesia, jadi sebenarnya ramalannya itu untuk Indonesia, kita mengenal aksara HO NO CO RO KO DO TO SO WO LO PODHO JO YO MONGGO BOTONGO, yang bila di artikan ada dua caraka yang bertempur masing-masing sama saktinya pada akhirnya sama-sama tewasnya… namun bila di penggal perkata sebenarnya ini adalah riwayat perjalanan bangsa Indonesia… dimulai dengan HO .. sinembung kata HINDU, dahulu Indonesia ini bermula dari kerajaan-kerajaan Hindu… lalu NO .. sinembung Neuderland alias Belanda alias londo seng jajah bangsa kita, lalu CO sinembung Cina juga masuk saat itu atau orang yang bermata sipit (jepang), lalu RO sinembung Republik, nah Indonesia Merdeka hehhe, lalu KO .. terjadilah pemberontakan Komunis, gak lama masuklah DO .dan TO ...atau pemberontakan Darul Islam atau DI dan juga Tentara Islam Indonesia atau TII”
Mbah Qodim menyerusup lagi kopi panas tersebut dengan perlahan “ SO .. kui sinembung zaman Sombong, tidak ada pemberontakan masing-masing warganya podo sombong lalu lanjut ke WO sinembung Wah … saling bermegah-megahan, pamer-pameran yang mengakibatkan LO .. sinembung Lupa…lali … hehhee dan pamungkase akan mengalamim PODHO JOYO , sama kuatnya, semuanya maunya bener sendiri, menang sendiri…. Suku lawan suku sama kuatnya, parpol lawan parpol sama kuatnya, ormas lawan ormas sama kuatnya, aparat keamanan dan isntasi lainnya pada nunjukan kekuatannya, lembaga Negara dengan lembaga Negara lainnya nunjukan podho joyone Nah kalau bangsa ini saat ini mengalami Podho Joyo, mestine mengkone bakal ketemu MONGGO BOTONGO .. sama-sama hancurnya, sama-sama matinya dan berakhirlah Indonesia yang kita cintai ini menjadi Negara yang kacau balau menuju kebinasaan, makane NKRI harga Mati, jo podho nunjuaken benere dewe, la sakniki tondo-tondo podho joyo pun tampak di beberapa bagian Negara ini berarti siap-siap, Negara asing akan menguasai Indonesia tanpa harus mengirim tentaranya tanpa harus mengorbankan pasukannya tapi dengan hanya memanfaatkan perpecahan di tubuh Bangsa Indonesia ini, maka mereka akan berhasil menguasai Indonesia sebagai budak mereka, Nauzubillah”
Sruuup mbah Qodim menghabiskan kopinya meninggalkan warung mak Narti dengan mata yang berkaca-kaca.
(oleh Pengasuh Saung Ketenangan Cakra Jiwa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar