Kamis, 22 Maret 2018

JANGAN MENGADU AYAT SUCI


Sore ini mbah Qodim kembali mampir ke warung Mak Narti, mata tuanya sedikit menyipit karena dengaren pak RT tidak ada disana. Mbah Qodimpun lantas bertanya “Kemana pak RT?”.

Belum sempat pak RW menjawab, tiba-tiba sebuah motor berhenti di parkiran warung mak Narti sambil mengeluarkan sedikit geberan tanda sipengendara sedang kesal. “itu pak RT”, jawab Pak RW

Semua mata memandang pak RT yang masuk warung dengan muka kesal, saat duduk pun pak RT sedikit membanting bokongnya sehingga kursi terbuat dari kayu itu sedikit menimbulkan bunyi.

“Ada apa Pak RT kok hari ini sewot banget?” Tanya Mbah Qodim.

Pak RT yang sambil menahan kesal menjawab dengan tersedak-sedak tanda ia mengalami sedikit sesak di dadanya karena masih marah “Gini mbah warga kita kan ada yang meninggal, dan mau mengundang warga sumbangsuh membaca Surat Yasin 3 hari, tetapi keponakan Ahli waris bilang tidak perlu, karena doa gak bakalan nyampe, yang tetap mengalir pada jenazah itu ya amalan 3 perkara saja, lainnya tidak!!”.

Mbah Qodim bukannya terlihat ikut marah justru terawa terkikih-kikih “ hehhe baru kemarin kita bercerita pabrik mobil eh ini sudah lihat contohnya”.

“Contohnya gimana mbah?" Tak disangka hampir semua orang yang di warung mak Narti bertanya.

“Lah, kemarin kan mbah bilang dalil itu komplit namun terkadang salah dalam menempatkannya”, Jawab Mbah Qodim ringan.

“Maksudnya mbah?” pak RTpun serius memandangi wajah tua yang mulai menyruput kopinya.

Mbah Qodim menghela nafas lalu berkata “ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631), ini di tujukan buat kita semua calon jenazah, atau yang sudah jadi jenazah bukan untuk warga yang mau sumbangsih membaca surat Yasin, dan untuk warga, kita kena dalil yang berbunyi  “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi [dosa] orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS Muhammad: 19). Jadi kita dianjurkan menempatkan dalil secara benar, 3 perkara di tujukan untuk mayit maksudnya agar kita calon-colon mayit ini tidak mengandalkan keselamatan di alam kubur semata-mata atas doa-doa orang lain saat kita meninggal, persiapkan dengan banyak beramal jariyah yang ikhlas, teruslah berbagi ilmu yang berguna dan mendidik anak agar sholeh dan sholehah maka itulah yang mungkin bisa mayit jadikan lentera di alam kubur .... dan untuk adab kita sebagai manusia yang hidup ya saling mendoakan saudara-saudara kita termasuk apabila mereka sudah almarhum”.

“Wah apa nyampai mbah?” tanya mak Narti.

Mbah Qodim tersenyum “ Itulah kita manusia yang sering melampoi batas, di terima atau tidak itu HAK ALLAH, kewajiban kita hanya mendoakan, jangan durhaka berkata tidak sampai doanya, berarti dia sudah merebut HAK ALLAH Sang Maha Penerima Doa, bila kita kita terus salah menempatkan sebuah dalil maka Rahmatan alamin akan hilang dalam diri kita, dalil sodaqoh di pegang si pengemis untuk senjata nodong orang-orang kaya dan dalil tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah dipakai si orang kaya ... hehehe berantemdah mereka berdua... yang terjadi akan saling menghina ... padahal orang kaya itu harusnya pegang dalil sodaqoh sehingga ia rajin sodaqoh dan si pengemis pegang dalil satunya agar ia malu menjadikan tangannya selalu di bawah”.

Mbah Qodim berdiri dan menepuk pundak pak RT “Saya pamit dulu ... semoga manusia sadar jangan lagi mengadu ayat-ayat suci yang merupakan Firman Allah SWT yang penuh dengan kesuciannya ataupun hadist yang murni kebenarannya, malu .. malu ... maluuu lah kepada Sang Pencipta Alam ini dan Maha Pandai lagi Maha Bijaksana.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar