Selasa, 20 Maret 2018

PERANG DALIL


Suasana Desa Suka Damai saat itu gerimis kecil, namun warga mulai rame berdatangan ke warung Mak Narti, yah mereka tahu benar 1 jam sebelum Adzan Magrib pasti Mbah Qodim melintas dan sudah bisa ditebak, Pak RW dan Pak RT sebagai Provokator utama menghadang perjalanan tersebut hanya untuk ingin berbagi pengetahuan bersama mbah Qodim, entah kenapa masyarakat saat ini lebih meresapi obrolan ringan daripada mendengarkan pengajian secara resmi.

Senyum para konsumen Mak Narti terlihat sumringah karena mbah Qodim benar-benar melintas, seperti biasa ... 2 suara yang paling nyaring menggelegar ... “Mbaaaaaahhhh siniiiiii kopinya baru saja memenuhi cangkir kesukaan mbah Qodiiiiiim!!”.

Walau mbah Qodim mengerti tujuan sipemanggil namun tetap saja mbah Qodim tersenyum dan mampir ke warung mak Narti.

Sebuah pisang Goreng karya mak Narti mulai menari-nari di bibir tua mbah Qodim, sesekali perjalanan pisang goreng tersebut serasa bertemu jalan tol menuju lambung renta tersebut karena diiringi sruputan seteguk kopi panas. Sruuuuppp glek ... glek ... renyah sekali iramanya.

Pak RT pun memulai tanpa basa basi “Gini mbah, sekarang ini kok banyak sekali para orang yang faham agama memberikan dalil-dalil namun bisa menimbulkan percikan perbedaan di lain tempat, padahal dalil-dalil tersebut shoheh-shoheh”.

Mbah Qodim sedikit berkenyit dahi mendengarnya, sepertinya ada rasa miris dalam hatinya, “Bapak-bapak sekalian, saya ingin bercerita kisah di sebuah pabrik pembuatan mobil, dimana disana ada satu kejadian di bagian perakitan mesin, seorang Instruktur menegur muridnya karena lalai memasang busi di mesin itu, lalu si Instruktur memberikan petuah, bahwa mobil akan sia-sia tanpa Busi, tidak akan bisa bekerja mobil tersebut, si murid lalu mendandani kesalahannya dan benar saja mesin mobil dapat dihidupkan dengan normal, teguran itu selalu ia ingat karena benar adanya apa yang dikatakan oleh Instrukturnya, lalu dibagian lain kasusnya hampir serupa ... seorang Instruktur menegur muridnya karena lalai memasang skring di bagian perlistrikan mobil, sia-sia mobil ini tidak akan bisa hidup kalau skringnya tidak dipasang, benar saja skring itu seolah-olah menjadi ruh hidupnya mesin”.

Srrrup mbah Qodim meminum kopi panasnya “Lalu malam harinya ternyata dua murid tersebut tidur 1 mess yang sama, keduanya menceritakan bahwa mobil akan sia-sia tanpa .... (......) nah disini lah muncul adu dalil yang sengit, yang satu kekeh karena busi yang satu kekeh karena skring. mereka lupa bahwa mobil merupakan rangkaian yang saling berhubungan, dalil itu turun pada saat situasi seperti apa? maka ada Asbabul Nuzulnya jika Al Quran, dan ada Sanadnya apabila hadist, karena pembelajaran islam ini lebih dari 22 tahun terjadinya ansuran turun ayat-ayat dan mengalami beberapa peristiwa hingga turunnya hadist”.

“Lalu bagaimana mbah?” tanya pak RW

Mbah Qodimpun melanjutkan “Jadi dalil itu lengkap adanya, untuk apa saja sebagai pedoman, terjadinya perang dalil itu karena kurang pemahaman secara universal, sehingga dalil yang dipakai tidak mewakili situasi yang sama saat turunnya dalil, maka akan selalu menjadi khilafiyah atau perbedaan, dah itu saja dari mbah, cermati sendiri-sendiri sesuai dengan apa yang jenengan mengerti”.

Semua orang di warung tersebut merenungi kata-kata mbah Qodim, mereka memang diajak menggunakan akal dan fikiran masing-masing untuk berkembang.

“Mbaaahhhh kalau gak ada kunci mobil gak bisa di starter dong?” Mak Narti berteriak

Mbah Qodim terkikih-kikih mendengarnya .... “Yah hehhe berarti sudah ada dalil baru kan padahal tidak ikut terlibat dipembuatan mobil hehehhe itulah ilmu perenungan ... betapa Allah SWT Maha Berkarya dalam menciptakan jagad Raya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar