Selasa, 17 April 2018

MAKNA AL FATIHAN BAGIAN 1


“Mbah … mbah … kenapa sih dalam Sholat, Al Fatihah bisa dikatakan salah satu kunci utama sahnya Sholat dan lagi banyak surat-surat yang lainnya tetapi mengapa Al Fatihah adalah surat yang tepat untuk di jadikan hadiah, buktinya setiap kita kirim do’a mesti khususon hadiati… pokoknya Al Fatihah itu sangat mendominasi mbah ?” Tanya Pak RW

Suasana riuh di dalam warung mak Narti tiba-tiba menjadi hening, telinga-telinga pencari jubah jati diri mulai dipasang untuk digunakan sebagai pintu masuk ke dalam hati.

Mbah Qodim “Pada kesempatan ini, mari kita obrol-obrol santai tentang Al Fatihah dari segi sebagai pembuka, nanti kesempatan lain baru mengapa tepat dan bagus untuk di jadikan hadiah atau mengirim doa untuk diri sendiri atau orang lain, atau bahkan untuk hadiah kepada Rasulullah SAW. Pertama kita bahas Al Fatihah.... yang berarti PEMBUKA .... dari kata Al Fatih …. Bapak-bapak sekalian tahu tidak mengapa Allah SWT memberinya nama PEMBUKA … sebenarnya apa yang dibuka?”

Semua yang di warung mak Narti menunduk, mau jawab bingung … nggak jawab realitanya surat tersebut selalu di baca setiap Sholat bahkan saat-saat acara pengajian ataupun yang lainnya.

Mbah Qodim tersenyum “Hehehe, lha baru namanya saja bapak-bapak podo bingung hehhee, ngono ngaku wes Islam soko cilik…. Yo, alon-alon yo … sebenarnya banyak yang harus kita buka … salah satunya membuka jiwa kita … agar kita bisa mengenali jiwa tersebut, bagaimana kita ingin tahu siapa kita kalau kita tidak pernah mau membukanya?”

“Bukan nggak mau membukanya mbah, tapi bingung hehhehe” Senyum Pak RT memecahkan keheningan suasana.

“Lha kuwi .. hehhe tahu tidak bahwa Al Fatihah itu surat Pembuka?” Tanya mbah Qodim

“Ya tahu mbah, untuk buka surat-surat yang lain di dalam Al Quran?” jawab Pak RT

“Lalu bukanya pakai apa?” mbah Qodim kembali bertanya.

Seisi warung menjadi tambah hening … sepertinya mereka memutuskan lebih baik mendengar daripada menjawab namun ngambang maknanya.

Mbah Qodim mulai menghela nafas “Baiklah … mbah mulai dari ayat pertama yang berbunyi Bismillahirrohmaanirrahiim ... ada yang tahu artinya?”

Kompak hampir semua orang yang disana menjawab “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang ...”

Mbah Qodim mengangguk-anggukkan kepalanya “Bagus … lalu mbah mau Tanya … mengapa dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?…. Kok tidak dengan Allah nya langsung ?…. Hebatnya lagi Bismillahirrahmanirrahim ini di jadikan awal untuk membaca surat-surat yang lainnya … kecuali Surat At Taubah, yang mbah tanyakan mengapa DENGAN NAMA ALLAH … Allah nya lagi dimana?”

Pak RT dan pak RW terlihat garuk-garuk kepala, padahal kepala mereka berdua tidak sedang gatal.

Mbah Qodim kembali tersenyum, “Bapak-bapak sekalian inilah uniknya Af’alullah … bila kita perhatikan Surat Al Fatihah … judulnya Al Fatihah tetapi tidak ada kata Fatih di ayat-ayat Surat tersebut, juga Al Ikhlas … disana juga tidak ada kata Ikhlas … ini lah sebenarnya yang harus kita telaah, ternyata Surat-surat yang seperti itu butuh proses pemikiran dan perenungan, kita kembali kepada Bismillah … mengapa disini Allah SWT memberikan Firman-Nya dalam Surat Al Fatihah justru di ayat pertama memunculkan dulu Asma/Nama Nya .. bahkan dilengkapi dengan Arrahmaan dan Arrahiim … Allah SWT menginginkan kita untuk berfikir sehingga akan terbuka maknanya … karena Al Fatihah itu sendiri untuk membuka …”

Pak RW “Lalu kenapa Nama Nya dulu mbah?”

Mbah Qodim “Kita sebagai manusia … umumnya selalu tahu sesuatu dari kabar dulu, dari mendengar dulu atau dari belajar dulu, setelah itu barulah kita akan mencari kebenaran dari kabar tersebut, mbah contohkan … kita mendengar ada mobil merk baru .. katakanlah mobil Innova Hiu … mobilnya belum datang tetapi kabar tentang Innova Hiu sudah tersebar … jika kita ingin tahu maka kita akan berusa mencarinya … kita mendengar bahwa menanam cabe yang paling bagus begini (bla..bla..bla..) lalu sudah pasti kita akan mencari tahu kebenarannya, yaitu real secara nyata mencari pohon cabe lalu mempraktekkan tehniknya… bila kita tidak mencari tahu maka selamanya Innova Hiu ataupun Cabe unggulan hanya sebatas kabar atau pengetahuan saja … disinilah letak fungsi Al Fatihah sebagai bentuk proses membuka jiwa kita … membuka iman kita … sebagai seorang Hamba yang taat kepada Tuhannya … setelah tahu Nama Nya maka harus mencari tahu Allah Nya … dimana Allah ? bacalah ayat keduanya … Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin …. Artinya apa bapak-bapak?”

Warga “Segala Puji Bagi Allah Tuhan sekalian alam”.

Mbah Qodim tersenyum “Sudah tahu bapak bapak?”

Warga “Belum mbah!!”

Mbah Qodim “Lihatlah … pada ayat pertama Nama Allah yang muncul … sekarang Muncul Allah nya … kan bukan segala puji Nama Allah … tetapi di ayat ke dua ini … Allah muncul dengan segala puji-pujian … bahkan berlaku untuk sekalian Alam, Nah …. Kalau tadi kita sudah tahu adanya Nama Allah kini kita mulai bertemu dengan Allah nya … bila tadi Nama Nya diiringi oleh Sifat Maha Pengasih lagi Maha Penyayang … maka Kemunculan Allah pada ayat kedua di tegaskan kembali oleh ayat ketiga … Arrahmaanirrahiim … disinilah kita harus menambahkan iman dan keyakinan kita bahwa bila Nama Nya saja sudah bersifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang pasti Dzat Nya akan bersifat demikian pula sebagai bukti kebenaran antara kabar dan kenyataannya…”

Warga mulai manggut-manggut.

Mbah Qodim “Ternyata … untuk membuka jiwa kita tidak sampai disini saja bapak-bapak … dimulai dari kita tahu Nama Nya … lalu kita tahu kemunculan Nya … maka kita harus tahu … siapa Allah itu … siapakah DIA yang Nama Nya saja sudah memiliki kasih dan sayang … siapakah DIA yang kemunculan Nya disertai segala puji-pujian … bahkan semesta alam ikut memuji Nya …maka kita harus baca ayat ke empatnya … yaitu … Maalikiyau middin … ternyata Allah adalah Maha Raja kita semua … bapak-bapak … Maha Raja saat ini dan sampai pada hari kemudian … nah … bila kita sudah tahu bahwa Allah adalah Maha Raja kita maka apa yang harus kita laksanakan atau perbuat …. Iyya kana’budu wa iyya kanashta’in … Sembahlah DIA dan minta tolonglah kepada NYA”.

Mbah Qodim menghela nafas tuanya lalu melanjutkan “Bila kita sudah besungguh-sungguh menyembah Nya maka pelajaran apa yang diajarkan untuk seorang hamba dalam meminta pertolongan Nya … ternyata kita diberi contoh untuk meminta pertolongan yang paling baik dan paling bagus, apakah itu … Ihdinashshirotol mustaqim … kita diajarkan untuk mengutamakan agar dituntun dan diberi pertolongan berupa petunjuk ke jalan yang lurus … ingatlah bapak-bapak … sirotl mustaqim itu ada 2 … jalan lurus itu ada 2 … ada kanan dan kiri … semuanya sama-sama lurus … maka jalan lurus yang mana yang harus kita pilih ??? yaitu Shirotolladzi na an’am ta’alaihim … yaitu jalannya orang-orang yang di beri kenikmatan .. kenikmatan berupa iman, kehidupan dan sebagainya … Ghoiril maghdubi’alaihim waladdoolliin … bukannya jalan orang-orang yang di murkai dan bukan jalannya orang-orang yang tersesat … karena  dahuluuuuuuuuuuuuuuu ada kaum yang inkar kepada Nabi dan kitab Nya (tidak percaya kepada Rasulnya yang menyatakan akan ada kemunculan Rasul penyempurna) … sehingga sampai saat ini kaum tersebut di murkai …. juga dahuluuuuuuuuuuuu ada kaum yang merubah/memanipulasi kitab Nya sehingga mereka digolongkan kepada kaum yang tersesat (disembunyikannya kabar yang disampaikan oleh Rasulnya tentang kemunculan Rasul penyempurna)…”

Pak RW “Kedua kaum itu …”

Tangan mbah Qodim menutup mulut pak RW “Jangan membahas 2 kaum tersebut, bukan fak kita, kita hanya menginginkan tetap pada Ihdinashshirotol mustaqim”.

“Tapikan di baca sampai terakhirnya sehingga bertemu kata Aamiin, mbah!” Pak RT ikut nyeletuk.

Mbah Qodim menoleh … “Ini baru mbah terangkan awalnya bapak-bapak … jadi masih harus disempurnakan dengan penjelasan seterusnya …  dengan itu nanti bapak-bapak sekalian akan Fatih/terbuka fikiran dan hatinya … masih ada penjelasan Al Fatihah tahap berikutnya, wong berilmu kui kudu ngati-ati ben ora salah kedaden”  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar