Rabu, 11 April 2018
BERJUANG UNTUK TUHAN ATAU UNTUK IBLIS?
Tidak seperti biasanya, di warung Mak Narti terlihat ada dua penghuni baru, berbaju stelan koko Pakistan, kedua orang tersebut wajah yang tenang dengan sebuah janggut tipis yang menawan, usianya pun terlihat muda.
Sambil tersenyum orang tersebut memberikan salam saat mbah Qodim masuk ke warung Mak Narti "Assalaamu'alaikum Mbah"
Mbah Qodim,: "Wa'alaikumussalaam, panjenengan berdua ini warga mana ya, kalau boleh mbah tahu?"
Salah seorang menjawab : "Nama saya Abu mbah, maaf kami kemari mau tukar fikiran dengan mbah"
Mbah Qodimpun duduk berdekatan dengan mereka, mak Narti Langsung menyiapkan kopi panas, pak RT dan pak RW beserta wargapun mulai memasang ajian pendengaran mereka masing-masing, terdengar suara mbah Qodim yang tenang, "Mari mas-mas, kita mengobrol dengan santai ya, agar berkah apa yang kita obrolkan"
Abu,: "Begini mbah, saya sudah keliling-keliling dari wilayah satu ke wilayah lain, mencari sebuah jawaban tentang sesuatu yang selalu ada di benak saya, saya tidak akan berhenti sebelum mendapatkan sebuah jawaban yang bisa kami jadikan pertimbangan"
Mbah Qodim,"Bagus itu mas, kalau boleh mbah tahu apakah yang menjadi pemikiran panjenengan tersebut?"
Abu,: "Begini mbah, kami berdua berniat berjuang untuk Allah, kami berniat mengambil jalan untuk berjihad, walau harga mahal yang akan kami bayar adalah berpisah dengan keluarga kami, yang akan kami tanyakan ke mbah adalah HALAL kah bila kita membom orang kafir, munafikun dan orang jahat lainnya?"
Mbah Qodim mengerutkan dahinya, lalu menyeruput kopinya sambil berkata,:"Sebelum mbah jawab, mbah ingin bertanya sesuatu, orang-orang yang panjenengan bom itu kalau mati masuk kemana kira-kira, ke syurga atau ke neraka?”
Abu (dengan penuh ketegasan),: "Ya sudah pasti masuk neraka mbah!"
Mbah Qodim manggut-manggut,: "Oh begitu, lalu dimana letaknya berjuang untuk Tuhan bila demikian?"
Abu (penuh rasa heran) "Laah kan orang-orang tesebut akan hilang dari muka bumi ini mbah dan tidak membuat kacau lagi ! Sehingga kaum muslimin aman dari tindak jahat mereka!"
Mbah Qodim tersenyum,: "Iya … mbah mengerti mas, tapi kalau orang-orang tersebut di bom bukankah sama saja kita membantu pekerjaan Iblis dong?"
Abu (dengan wajah mulai tegang) "Membantu pekerjaan Iblis bagaimana mbah?"
Mbah Qodim,: "Lah wong tugasnya Iblis itukan menggelincirkan manusia agar masuk ke dalam neraka, jadi kalau kita bom orang-orang tersebut sama saja kita membantu Iblis, padahal Iblis tidak bisa ngebom orang-orang itu…. Anak muda, setahu mbah tugas kita sebagai manusia, salah satunya dalam Kitab Al Quran pada Surat Al Asr adalah saling nasehat menasehati agar kita, saudara-saudara kita dan sahabat-sahabat kita berbuat kebenaran dan memperjuangkan kesabaran serta mengajak agar kita semua terhindar dari neraka… Itu yang dinamakan tugas kita sebagai manusia yang berjuang untuk Tuhan, kita diwajibkan berusaha untuk menyadarkan mereka dari kekafiran, kemunafikan dan dari kejahatan.”
Abu, :”Tapi mereka sudah menyakiti saudara-saudara muslim kita, mbah!!! Maka kita wajib memenuhi panggilan jihad!”
Mbah Qodim mulai terseyum kecil,:”Hehehe anak muda, coba buka kembali pelajaran tentang Rasulullah SAW, beliau memerintahkan jihad saat dalam situasi peperangan saja, saat kita berhadapan langsung dengan musuh yang sudah siap menyerang ataupun yang sudah menyerang dengan terang-terangan, jadi harus tepat tempatnya … yaitu di tempat yang benar-benar saat ini dalam situasi perang, bila di wilayah yang damai maka Dakwah lisan dan mencontohkan Akhlakul Karimah itu yang dilaksanakan oleh Rasullah SAW… Oh iya, panjenengan sedoyo masih ingin berjuang untuk Tuhan di Negara kita ini?"
Abu (sembari gugup) " Iiii …iyaa, iyaa mbah..."
Mbah Qodim,: "Nah kita mulai berjuang dari sekarang , mari kita mebentuk holaqoh-holaqoh Dzikrullah besama orang-orang di sekitar kita, kita mulai dari seringnya berbagi nasehat dan berusaha berprilaku yang khasanah, dari perjuangan yang kecil ini bila istiqomah kita jalani In Syaa Allah akan semakin besar".
Tangan Abu dikepalkan erat-erat, di dalam hatinya ia berniat "Yaa Allah, hamba ingin berjuang untuk MU, bukan untuk Iblis!".
Lalu dengan ramah kedua orang tersebut tersenyum memandangi mbah Qodim dan warga yang ada di warung mak Narti, yah langkah awal adalah membentuk holaqoh-holaqoh Dzikir (ingat) kepada Allah SWT ingat Perintah-perintah Nya dan ingat untuk menjauhi larangan Nya, tak lama kemudian bibir yang dihiasi jenggot tipis itupun mengalunkan dzikir yang terdengar merdu SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH wa LAA ILAAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR ….lirih … namun membuat siapa saja yang mendengarnya akan menjadi tenang jiwanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar