Jumat, 13 April 2018
PERLUKAH ADZAN MEMAKAI PENGERAS SUARA
Lagi-lagi topik baru selalu menjadi contoh untuk memperbaiki diri ini, warung mak Narti hiruk pikuk dipenuhi argumentasi tentang perlunya pengeras suara untuk seruan/ Adzan.
Ada yang berpendapat bahwa sekarang zaman sudah modern jadi cukuplah jam saja yang dipakai sebagai pemberitahu waktu sholat atau yang paling keren yaitu sebuah puisi yang bunyinya "Kau bilang Tuhan sangat dekat, namun kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara setiap saat'
Seperti biasa, akan ada yang pro dan kontra di warung tersebut.
Jadwal mbah Qodim ngopi semakin ditunggu-tunggu oleh warga.
Kedatangan mbah Qodim seolah-olah langsung menjadi tombol berhentinya perdebatan.
Mulailah Pak RT yang terbiasa menjadi pembuka acara tanpa tedeng aling-aling langsung menanyakan hal tersebut.
Mbah Qodim mengipasi lehernya yang berkeringat dengan peci lusuhnya "Ya ya ya ... kita harus mengingat kembali tentang pengalaman pribadi kita masing-masing, saat Paud kita diajarkan mengeja bacaan, SD, SMP sampai SMA berubah lagi metode dan caranya, yang perlu diingat janganlah pelajaran SMA diterapkan untuk anak SD, pasti akan terjadi kemunduran metode ilmu pengetahuan itu sendiri".
"Jadi sebenarnya maksudnya itu untuk siapa mbah?" tanya pak RW
Mbah Qodim ;"Dulu mbah pernah nginap di rumah anak mbah, suatu ketika mbah mendengar doa cucu mbah yang berumur 8 tahun berdoa dengan kuat-kuat sekali suaranya, Yaa Allah mohon berikan hamba ini sepatu baru!!, mbah tersenyum mendengarnya, namun sebagai seorang kakek, mbah akhirnya memberikan pelajaran untuknya agar berdoa dengan lirih disertai keyakinan bahwa Allah SWT Maha Mendengar"
Sruuup mbah Qodim menyeruput kopi panasnya "Nah, cucu mbah menjawab, iya mbah ... Allah Maha Mendengar, tapi papa kan nggak!!, hehhehe mbah langsung berfikir keras saat itu ... sepatu jelek memang seharusnya sudah saatnya diganti yang baru, walau seisi jagad ini adalah pemberian Allah SWT, namun membelikan sepatu untuk seorang anak itu keharusan ataupun kewajiban seorang ayah, dan sebagai manusia sah-sah saja kalau seorang ayah dalam kekhilafannya tidak memperhatikan kondisi sepatu anak yang sebenarnya sudah rusak, jadi Allah SWT mengingatkan seorang ayah lewat doa seorang anak kecil yang bisa didengar nyatanya"
"Terus mbah?" pak RW semakin semangat memperhatikan mbah Qodim.
"Hehehe itulah kita semua bapak-bapak ... yang penuh dengan kehilafan, asyik bekerja, asyik mengobrol maka walau jam melekat di tangan kita saja terlupakan untuk kita lihat, namun telinga kita yakinlah pasti akan mendengar seruan untuk segera sholat, maka kenapa itu dijadikan syiar oleh Junjungan kita untuk di keraskan ... kita semua penuh dengan kekhilafan, bahkan setelah terdengar jelas saja kita masih asyik melanjutkan kesibukan kita".
"Tapi mbah, puisi itu kan karangan seorang yang berilmu pengetahuan tinggi, tidak mungkin beliau tidak punya maksud tersembunyi?" tanya salah seorang warga.
Mbah Qodim :"Yaa itu ... pada taraf keimanan setingkat beliau mungkin sudah sampai tahapan tingginya kesadaran dan roso, mungkin kalau beliau sebelum melihat sepatu anaknya rusak sudah bisa memprediksikan kapan harus beli yang baru, sehingga tidak menunggu untuk meendengarkan permintaan anak terlebih dahulu, namun sekali lagi mbah ingatkan, itu untuk tahapan yang sudah tinggat lanjut seperti beliau ... nah di lingkungan kita, hampir setiap hari ada yang manusia dilahirkan, banyak anak-anak yang baru berkembang, banyak manusia yang baru belajar ataupun banyak manusia yang mulai belajar menjadi baik, makanya terkadang kita harus berteriak keras, contohnya Mak Narti berteriak, Mbaaaahhh jangan duduk di kursi yang itu, tadi ada bekas kuah sayur jatuh disitu, ntar sarung mbah kotor, hehhehe, mbahkan banyak kekhilafan walaupun sebenarnya mau duduk harusnya melihat kursi terlebih dahulu ... yo pas khilaf mesti hal itu terlupakan".
MARI KITA INGAT KEMBALI ADAB DALAM MENYAMPAIKAN PELAJARAN
- QS Ibrahim (14) : 4 ... Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
- QS Maryam (19) :97 ... Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Qur'an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang
- QS Ad Dukhan (44) : 58 ..Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.
- Hadist Riwayat Aisyah ... Rasulullah SAW. bersabda, “Posisikan manusia sesuai dengan kedudukannya.”
- Hadist Riwayat Imam Bukhari dalam Kitab Al Ilm ... Dan, ‘Ali berkata, “Berbicaralah dengan manusia sesuai dengan kadar pemahaman mereka, apakah kalian ingin jika Allah dan rasul-Nya didustakan?” Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Musa, dari Ma’ruf bin Kharrabudz, dari Abu al-Thufail, dari ‘Ali seperti itu
- Hadist Riwayat Muslim dalam Kitab Muqoddimah ... Dan, telah menceritakan kepadaku Abu al-Thahir dan Harmalah bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab, telah mengabarkan kepadaku Yunus, dari Ibnu Syihab, dari ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah. ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, “Tidaklah kamu menyampaikan suatu perkataan yang tidak dimengerti oleh pikiran sekelompok orang, kecuali perkataan tersebut akan menimbulan tnah bagi sebagian di antara mereka.
sebenarnya masih banyak lagi ayat-ayat Al Quran dan hadist yang mengingatkan kita untuk tepat dalam penyampaian ...
MARI SAHABAT SEMUA ... BERILAH ILMU-ILMU KEBENARAN DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN TEPAT KEPADA PENERIMANYA SEHINGGA TIDAK MENIMBULKAN KEFAKIRAN DAN FITNAH TERHADAP KEBENARAN ITU SENDIRI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar