“Itu mbah Qodim, mbaaaaaaaahhh 1 hari tidak kelihatan kemana ajaaaaaaaaa???” Pak RT kegirangan setelah seharian penuh tak bertemu mbah Qodim.
Mbah Qodim memasuki warung mak Narti disertai Salam lalu duduk, terlihat wajahnya amat letih, “Masih banyak kegiatan bapak-bapak, mbah harus safar atau melakukan perjalanan, yaah namanya juga manusia hidup, mesti uget-uget hehhee”
Pak RW “Kami sudah kumpul nih mbah, pingin dengerin kelanjutan yang kemarin, kami ingin sekali membuka jiwa dan fikiran kami dengan kajian Al Fatihah”.
Mbah Qodim, “Oh iya bapak-bapak … (sembari merenung sebentar) .. baiklah, kita mulai lagi, Al Fatihah yang kemarin harus mulai kita tanamkan ke dalam sanubari kita, jika yang pertama untuk membuka iman kita maka selanjutnya kita membuka lembaran tahaf keduanya, yaitu Fatihah sebagai pembuka kehidupan jiwa dan akal fikiran kita, dimulai dari ayat pertama yang berbunyi BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM … disini awalannya adalah huruf BA .. yang maknanya adalah BABUN atau pintu … kita sebagai hamba Allah SWT akan bertemu dengan BA kita … yaitu pintu yang harus kita pilih”.
“Maksudnya mbah?” Tanya pak RT.
Mbah Qodim memandangi warga yang ada di warung tersebut, “Yah kita harus mulai memilih pintu yang harus kita buka agar bisa kita masuki… banyak sekali pintu-pintu yang disediakan oleh Allah SWT .. ada pintunya TNI .. Polri .. Petani .. pedagang dan sebagainya … uniknya pintu-pintu ini juga ada pintu maling .. koruptor … penjahat dan sebagainya …. Namun pilihlah PINTU yang BA juga … yaitu yang BarokAllah … yang di berkahi oleh Allah … jika kita sudah menentukan pintu yang akan kita lalui dengan pilihan Babun yang BarokAllah … maka masuklah kedalamnya … dan temukan SIN disana … SIN yang bermakna SALAM … temukan kesejahteraan pada pintu yang kita masuki … syukuri segala macam pernak pernik dalam pintu tersebut .. lalu hiasilah pintu tersebut dengan SABAR dan BENAR … karena bila kita bersungguh sungguh menjalani pintu kita dengan benar dan sabar maka SALAM lah kita atau sejahterahlah kita, jadilah TNI/POLRI/Petani ataupun yang lainnya dengan benar dan sabar …”
Mbah Qodim menyeruput kopi panasnya “Jika kita sudah temukan pintu yang dipenuhi dengan kesejahteraan … jangan lupa … MIM … ma’rifat … untuk semakin mengenal … mengenal siapa? Millah .. mengenal Allah lebih dekat … bagaimanakah Allah SWT tersebut … yaitu Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang … jadilah TNI yang memiliki welas asih … jadilah Polisi yang santun dan penyayang .. jadilah pedagang yang benar dan sabar … dan lain-lain lah … hehhee … Ingat bapak-bapak … jika kita ingin tetap menikmati kesejahteraan dari pintu yang sudah kita masuki … tetaplah kenali Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang … In Syaa Allah pintu kita tersebut akan menjadi kendaraan bagi kita semua menemui ROBB kita Yang Maha Mulya … namun jika kenal kepada Allah SWT kita lupakan … jadilah kita manusia yang hanya laksana BIS … mengangkut orang dengan mengharapkan bayaran … toat toet mencari perhatian … dan awe-awe mencari penumpang …. Namun ternyata bayaran tersebut akan dikembalikan lagi untuk pembelian bensin, oli, ganti ban dan lain sebagainya … sampai akhirnya BIS tersebut termakan usia .. kropos .. lalu jadi rongsokan …. Untung-untung tidak jungkir balik ke jurang …, dah dulu .. cermati sendiri … tanya diri sendiri … lalu kembangkan sendiri, mbah permisi dulu, karena besok mau safar kembali … “
Pak RW “Kami siap menanti mbah hehehhe… dengan kelanjutannya … karena kami benar-benar ingin membuka iman, jiwa dan diri kami ini .. agar kami pada akhirnya bisa diiringi dengan AAMIIN … 4 huruf bermakna intan dan permata ….”
'Mbah Qodim tersenyum … matanya menyimpan banyak kata-kata … namun satu yang dapat ku baca … satu kata … AAMIIN … itu yang terlihat nyata'. diam-diam mak Narti mengguman dalam hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar